Usaha untuk mengatasi masalah itu termasuk perintah agar pasukan NATO yang berkerja bersama tentara Afghanistan harus dilengkapi dengan senjata dan siap untuk menembak setiap saat.
Kabul (ANTARA News) - Seorang polisi wanita Afghanistan menembak mati penasihat NATO di dalam kantor pusat kepolisian Kabul pada Senin, dalam serangan "orang dalam" pertama yang dilakukan oleh wanita.

Peristiwa tersebut adalah yang terbaru di antara serangan-serangan sejenis yang telah mengguncang kepercayaan antara pasukan NATO dan sekutu pihak keamanan Afghanistan dalam menghadapi kelompok garis keras Taliban. Belum ada keterangan resmi soal nama dan asal negara penasihat tersebut.

Juru bicara International Security Assistance Force (ISAF) dari NATO mengatakan bahwa penasihat tersebut meninggal karena lukanya dan polisi wanita penembak sudah ditangkap.

Sementara seorang sumber dari militer Amerika Serikat mengatakan, korban berwarga negara Amerika. Demikian diberitakan AFP--yang dipantau ANTARA News, di Jakarta, Selasa.

NATO saat ini sedang berusaha untuk mencapai target melatih 350.000 tentara dan polisi pada akhir 2014 saat organisasi tersebut menyerahkan tanggung jawab keamanan sepenuhnya kepada Presiden Hamid Karzai.

Konflik di Afghanistan telah diwarnai oleh serangan-serangan dari "orang dalam" pada tahun ini, dengan lebih dari 50 tentara ISAF terbunuh oleh sesamanya anggota kepolisian atau militer Afghanistan.

Akibat dari serangan "orang dalam" itu, satuan khusus Amerika Serikat menunda pelatihan untuk 1.000 polisi lokal pada September untuk menginvestigasi ulang anggota sekarang dari kemungkinan hubungan dengan Taliban.

NATO sendiri mengatakan bahwa seperempat dari serangan "orang dalam" itu disebabkan karena penyusupan oleh Taliban, sedangkan sisanya bervariasi sebabnya, mulai dari persoalan personal sampai perbedaan budaya antara tentara dari Barat dan dari Afghanistan.

Serangan-serangan itu muncul dalam momen yang kritis karena NATO akan menarik pasukannya pada akhir 2014. Pemimpin tertinggi NATO sendiri mengakui bahwa situasi tersebut sangat serius.

Komandan ISAF, Jenderal John Allen mengatakan bahwa jika serangan bom buatan rumah telah menjadi ciri khas perang Irak, maka di Afghanistan "ciri khas peperangannya adalah serangan dari `orang dalam`."

Usaha untuk mengatasi masalah itu termasuk perintah agar pasukan NATO yang berkerja bersama tentara Afghanistan harus dilengkapi dengan senjata dan siap untuk menembak setiap saat. Meskipun mereka bekerja sama di pangkalan militer yang dijaga ketat.

Namun bagaimanapun juga, NATO mengatakan bahwa serangan `orang dalam` itu tidak akan membuat organisasi itu memajukan jadwal penarikan pasukan pada akhir 2014.
(G005)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012