Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) memperkirakan pertumbuhan industri petrokimia nasional sampai akhir 2012 mencapai 8 persen.

Pertumbuhan ini menyusul realisasi ekspansi kapasitas produsi di PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Tuban Petrochemical Industries melalui anak usahanya, PT Trans Pacific Petrochemical Indotama.

"Hingga akhir tahun ini, industri petrokimia nasional diproyeksikan tumbuh 8 persen, naik dari realisasi tahun lalu sebesar 5 persen karena ekspansi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Tuban Petrochemical Industries melalui anak usaha PT Trans Pacific Petrochemical Indotama," kata Ketua Umum Inaplas, Amir Sambodo, di Jakarta, Rabu (26/12)

Pada tahun ini, produksi petrokimia bisa meningkat dan konsumsi bahan baku plastik juga meningkat seiring pertumbuhan konsumsi.

Pada tahun lalu, menurut Amir, produksi Chandra Asri terkendala perawatan (overhaul) mesin selama 1,5 bulan.

"Selain optimalisasi kapasitas produksi, pertumbuhan industri petrokimia juga ditopang oleh tren harga yang mencapai level terendah untuk `polyethylene` sebesar 1.450 dolar AS per ton dan `polyethylene` sebesar 1.350 dolar AS per ton dari 1.600 dolar AS per ton."

"Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 6,4 persen meningkatkan daya beli masyarakat sehingga meningkatkan konsumsi plastik seiring pertumbuhan industri konsumsi," paparnya.

Penopang pertumbuhan industri petrokimia nasional, lanjut Amir, adalah fasilitas pengurangan pajak penghasilan (tax allowance) dalam bidang usaha tertentu dan wilayah tertentu sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2011. Industri petrokimia termasuk salah satu industri yang mendapatkan insentif.

"Dengan insentif tersebut, kami harapkan bea masuk ditanggung pemerintah bisa segera direalisasikan dan `tax allowance` bisa lebih diarahkan pada industri kimia hulu seperti olefin, aromatik sampai dengan `polypropylene` dan `polyethylene`," ujarnya.

Pelaku usaha industri petrokimia mengharapkan tambahan dukungan pemerintah terkait sarana infrastruktur terutama perbaikan angkutan darat.

Pemerintah diharapkan mempercepat realisasi pembangunan kilang (refinery) terintegrasi antara hulu dan hilir serta mempercepat studi alternatif bahan baku petrokimia selain minyak bumi.

(KR-IAZ)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012