Hanoi, Vietnam (ANTARA) - Vietnam dan Republik Ceko sedang membahas suplai militer, termasuk pesawat, radar, persenjataan, dan kendaraan tempur, sebagai upaya diversifikasi persenjataannya yang sebagian besar disuplai Rusia, menurut sumber dari pemerintah Ceko. 

Pejabat itu mengatakan keamanan menjadi salah satu topik utama yang dibicarakan oleh Perdana Menteri Ceko Petr Fiala bersama para pemimpin Vietnam selama kunjungan tiga hari Fiala ke negara itu. 

Pejabat tersebut juga mengatakan perusahaan-perusahaan bidang keamanan adalah bagian besar dari delegasi bisnis yang datang bersama Fiala.

Ceko dianggap memiliki posisi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan bidang keamanan Vietnam, seiring perkembangan perusahaan-perusahaan militer negara bekas Soviet itu dalam memperkuat peralatan tempur Rusia. 

Ceko juga sering kali memproduksi peralatan baru yang cocok dengan senjata tempur Soviet. Vietnam sangat menghargai kemampuan semacam itu, mengingat 80 persen persenjataannya diperkirakan datang dari Rusia.
 
Menurut data dari lembaga kajian di Stockholm, SIPRI, Ceko selama dua dekade belakangan ini menempatkan dirinya sebagai negara utama Uni Eropa yang menyuplai persenjataan ke Vietnam. 

Pada 2021, Hanoi memesan sejumlah pesawat tempur L-39NG dari Aero Vodochody, perusahaan asal Ceko, dan pengiriman pesanan itu akan dimulai pada tahun ini.

Menurut sumber yang tidak disebutkan namanya, ada pembicaraan mengenai pengiriman pesawat-pesawat sejenis.

Di akhir pertemuan antara Fiala dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, pemerintahan Vietnam mengatakan bahwa dari sekian bidang lainnya, "kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan."

Pejabat tersebut mengatakan pemerintah Ceko mampu mendukung transfer teknologi senjata dan produksi lokal apabila ada perjanjian suplai yang signifikan sudah dibuat.

Empat dari 15 perusahaan yang tergabung dalam delegasi bisnis Ceko adalah perusahaan yang bergerak di bidang keamanan. Mereka adalah Czechoslovak Group, Colt CZ Group, Omnipol, dan STV GROUP, pejabat itu menyebutkan.

Keempat perusahaan itu tidak memberikan pernyataan.

Menurut pejabat itu, Omnipol memiliki sejumlah saham di Aero Vodochody dan memiliki perusahaan Aircraft Industries, yang memproduksi pesawat kargo L 410 NG Ceko.

Penjualan produk mereka sempat dibahas minggu lalu bersama staf pengadaan barang militer Vietnam, katanya menambahkan. 

Pembahasan-pembahasan serupa dilakukan bersama Indonesia dan Filipina, sebagai bagian dari kunjungan delegasi Ceko itu ke negara-negara Asia.

Jajaran pemimpin Omnipol juga berdiskusi di Vietnam tentang kemungkinan penjualan radar multiguna untuk dipasang di bandara sipil dan militer, kata pejabat Ceko yang anonim itu.

Di Hanoi, STV Group dan Czechoslovak Group membahas kemungkinan kontrak untuk meningkatkan kualitas tank-tank Vietnam yang dibuat oleh Soviet dan kendaraan-kendaraan lapis baja, dengan menambahkan teknologi canggih yang termasuk peralatan komunikasi.

Pejabat itu menambahkan bahwa kontrak tersebut memungkinkan perusahaan-perusahaan itu untuk menyediakan suku cadang sertai pemeliharaan.

Perbincangan tersebut masih berada pada tahap awal, dan belum ada perjanjian yang dibuat pada minggu lalu, ujarnya.

Seorang eksekutif di Excalibur Army, bagian dari Czechoslovak Group, mengatakan bahwa perbincangan tentang kemungkinan pengiriman kendaraan-kendaraan lapis baja, roket, dan howitzer masih berlangsung sangat lamban.

Kementerian Luar Negeri Vietnam dan Kedutaan Besar Ceko di Hanoi belum memberikan tanggapan.

Kemungkinan penjualan persenjataan juga sempat dibahas dengan Colt CZ Group, perusahaan Ceko yang memiliki produsen persenjataan Amerika Serikat yang sudah lama berdiri, kata sumber itu. 

Sumber: Reuters


Baca juga: Presiden Ceko: Dukungan Barat untuk Ukraina dapat memudar

Baca juga: Indonesia undang Ceko berinvestasi di IKN Nusantara


 

Indonesia ajak Ceko investasi kendaraan ramah lingkungan di IKN

Penerjemah: Mecca Yumna
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023