Drama 'playing victim' menurut ahli strategi perang Sun Tzu tergolong efektif untuk memanipulasi situasi pada Ganjar sebagai 'korban teraniaya' demi meraih kepercayaan dan simpati dari publik
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Pengamat politik Universitas Jember Dr. Muhammad Iqbal menyebutkan bahwa pencapresan Ganjar Pranowo diwarnai strategi drama politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

"Pencapresan Ganjar Pranowo oleh Ketua Umum PDIP Megawati makin membuktikan panggung politik demokrasi Indonesia memang sarat skenario drama dan dipenuhi strategi setting agenda," katanya di Jember, Jawa Timur, Senin.

Ia menilai PDIP sadar betul pada orientasi memperpanjang kekuasaannya sehingga harus merawat pusaran arus popularitas dan opini publik agar tetap berpusat pada Ganjar, sehingga pada momentum nya yang pas secara komunikasi politik, laju elektabilitas Ganjar tetap berada di posisi puncak selama lima tahun dari 2019 sampai menjelang 2024.

"Drama playing victim menurut ahli strategi perang Sun Tzu tergolong efektif untuk memanipulasi situasi pada Ganjar sebagai 'korban teraniaya' demi meraih kepercayaan dan simpati dari publik," tuturnya.

Ia menjelaskan sekurangnya ada tujuh strategi PDIP yang sengaja memainkan agenda narasi "konflik" dengan kader nya sendiri yang juga Gubernur Jawa Tengah itu.

Baca juga: Pengamat Unej prediksi 5 opsi koalisi dalam Pilpres 2024

Baca juga: Survei SSC: Ganjar dan Prabowo bersaing ketat di bursa Capres 2024


Ketujuh narasi tersebut di antaranya pada Oktober 2022 mengunggah swafoto Ganjar sebagai capres seolah melawan Puan yang trah Soekarno dan titah Megawati, dan puncaknya di akhir Maret 2023 menolak tim Israel hingga dibatalkan nya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

"Ketujuh narasi drama politik itulah yang sengaja dimainkan oleh PDIP dengan harapan Ganjar bisa selalu meraih simpati dan mewarnai percakapan publik," ucap pengajar FISIP Universitas Jember itu.

Ketika dilakukan jajak pendapat, hampir semua lembaga survei niscaya sepanjang empat tahun terakhir menempatkan nama capres Ganjar di posisi tertinggi karena persepsi publik sebelumnya sudah dijejali oleh sederet narasi buah dari agenda setting tersebut.

Ia menjelaskan bahwa pencapresan Ganjar oleh PDIP dan bukan Puan Maharani sebetulnya sejak awal sudah dalam kalkulasi algoritma komunikasi politik.

"Bagaimanapun secara popularitas, kapasitas dan elektabilitas, algoritma Ganjar jauh lebih mumpuni dibandingkan Puan Maharani. Hal itu disadari betul oleh Megawati dan elite PDIP," ucapnya.

Namun, guna menghadapi kontestan sekaliber Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, tentu tidak mudah bagi Ganjar atau PDIP, sehingga sejak awal sejati nya memang dirancang skenario dan strategi memainkan narasi dan drama guna menjaga citra dan lumbung elektoral suara.

Baca juga: Pengamat prediksi 3--4 koalisi bakal terbentuk merespon Ganjar capres

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Selain itu, pasangan calon juga dapat diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023