London (ANTARA) - Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon pada Senin bertemu dengan penguasa militer Myanmar guna memajukan perdamaian, lapor media setempat, NP News.

Kunjungan tersebut dilakukan di tengah situasi Myanmar saat ini yang sedang dilanda krisis sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih pimpinan Aung San Suu Kyi pada Februari 2021.

Ban melakukan kunjungan mendadak pada Minggu untuk menemui pemimpin junta militer Min Aung Hlaing di ibu kota Naypyitaw.

"Mereka bertukar pandangan mengenai situasi terkini di Myanmar dan berbicara secara terbuka dan positif," kata NP News mengutip juru bicara junta Zaw Min Tun.

Seorang mantan diplomat yang bekerja bersama Ban menyebut lawatan itu telah direncanakan sejak lama dan sempat tertunda beberapa kali.

Dia menambahkan Ban juga menyerukan pembebasan Suu Kyi yang ditangkap saat kudeta dan menjalani hukuman 33 tahun penjara karena berbagai pelanggaran.

Namun, mantan diplomat tersebut menyebut pertemuan Ban dengan Suu Kyi tidak akan mungkin dilakukan.

Ban telah berulang kali melawat Myanmar bersama dengan PBB. Kunjungan itu dilakukan sebelum dan sesudah transisi negara tersebut pada 2011 setelah lebih dari lima puluh tahun diperintah junta.

PBB melaporkan paling sedikit 1,2 juta orang mengungsi akibat konflik di Myanmar. Para aktivis menuding junta melakukan kekejaman dan penggunaan senjata berat serta serangan udara terhadap penduduk sipil dalam operasi melawan kelompok anti junta.

Junta sendiri berkilah sedang memerangi "teroris".

Ban mewakili kelompok "The Elders" yang terdiri dari para mantan pemimpin internasional yang didirikan mendiang Nelson Mandela untuk memperjuangkan perdamaian, hak asasi manusia, dan keadilan.

Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023