Jangan main-main dengan nyawa manusia, apalagi hanya untuk mendahulukan syuting"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nova Riyanti Yusuf mengaku malu dan prihatin atas meninggalnya Ayu Tria (9) karena tak mendapat pelayanan dari RS Harapan Kita setelah ruang Intensive Care Unit (ICU) dipakai syuting sinetron "Love in Paris".

"RS Harapan Kita adalah sebuah RS bergengsi dan selama ini saya salut dengan kehebatan RS ini. Tetapi jika sampai ada rumah sakit sekaliber RS Harapan Kita mengabaikan pasien dan lebih mendahulukan syuting sinetron, maka ini adalah titik gelap dari RS Harapan Kita," kata Nova di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan, fungsi RS adalah melayani orang sakit supaya sehat, orang sehat makin sehat, dan jika ada yang kritis dilayani maksimal agar bertahan hidup karena hak setiap manusia dilindungi negara untuk tetap diperjuangkan.

Ia meyakini, saat ini dan untuk beberapa waktu ke depan RS Harapan Kita akan semakin berat dihujat media massa.

Komisi IX DPR RI, katanya, akan memanggil RS Harapan Kita karena pimpinan Komisi IX DPR RI dan seluruh anggota satu suara ingin mengetahui kronologi, duduk perkara, dan pertanggungjawaban direksi RS Harapan Kita dalam kasus ini.

"Saya pribadi akan mengajukan pemanggilan direksi RS Harapan Kita dalam rapat internal. Setelah jelas duduk perkaranya, kami sebagai komisi yang membidangi kesehatan akan dapat menjalankan fungsi pengawasan kami dengan lebih optimal," kata Nova.

Dia menyebut peristiwa ini sebagai peringatan kepada rumah sakit lainnya agar lebih melayani lagi.

"Jangan main-main dengan nyawa manusia, apalagi hanya untuk mendahulukan syuting. Kementerian Kesehatan harus tegas mem-follow seluruh etos kerja RS di Indonesia. Jangan keluar jalur dan pahami betul itu UU Rumah Sakit," ujar Noriyu.

Ayu Tria (9), gadis kecil anak dari Kurnianto Ahmad Syaiful (47) meninggal dunia karena sakit leukemia.

Saat dibawa ke ICU RS Harapan Kita Rabu malam lalu dia tak mendapat pelayanan karena ruang ICU dipakai untuk syuting sinetron Love in Paris.

(zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2012