Post concert depression normal terjadi dan bersifat sementara.
Jakarta (ANTARA) - Menonton konser musik merupakan salah satu hiburan yang digemari banyak orang, namun, seringkali muncul perasaan kehilangan yang kuat seusai menontonnya, yang disebut post concert depression.

Psikolog klinis dari Anastasia & Associate, Beta Kurnia Arriza, M.Psi, saat dihubungi ANTARA, Rabu (26/4), menjelaskan post concert depression seringkali terjadi setelah seseorang menghadiri konser. Pemicunya pun bervariasi, misalnya kehilangan dorongan emosional positif karena menonton konser erat dengan perasaan kegembiraan, kekaguman, dan antusiasme.

“Setelah konser selesai, beberapa orang mungkin merasa kecewa karena kehilangan dorongan emosional tersebut,” kata Beta.
 
Setelah menghabiskan waktu serta energi untuk mempersiapkan dan merencanakan konser, beberapa orang mungkin merasa kehilangan setelah konser selesai. Alhasil rasa kehilangan itu dapat menyebabkan beberapa orang merasa sulit menyesuaikan diri kembali ke realita sehari-hari.

“Ada satu konsep, namanya hedonic treadmill. Ini menggambarkan kecenderungan manusia untuk kembali ke titik seimbang emosionalnya setelah mengalami perubahan yang signifikan,” ujar Beta.

Baca juga: Ketahui apa itu "post holiday blues" dan cara mengatasinya

Ketika seseorang mengalami perubahan yang positif, seperti menonton konser musik, dia cenderung mengalami kenaikan perasaan bahagia sesaat. Namun, setelah perubahan tersebut berakhir, kondisi kebahagiaan seseorang cenderung akan turun kembali.

Penurunan rasa bahagia itulah yang menyebabkan seseorang mengalami post concert depression merasa sedih. Selain sedih, gejala post concert depression lainnya adalah kecewa, frustrasi, kehilangan minat untuk hal-hal yang biasanya dilakukan, gangguan tidur atau makan, kehilangan motivasi untuk melakukan tugas sehari-hari, kecemasan, hingga ketidaknyamanan sosial.

Meski demikian, psikolog klinis dari @wefanpsyou, Annisa Mega Radyani, M.Psi. mengatakan post concert depression normal terjadi dan bersifat sementara.

“Biasanya, ini akan hilang dengan sendirinya selama beberapa waktu,” kata Annisa, dihubungi terpisah.

Cara mengatasi post concert depression

Walaupun post concert depression bersifat sementara, ada baiknya untuk segera mengatasinya agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Annisa menyarankan agar seseorang dapat lebih terbuka dan mengakui jika dirinya mengalami gejala-gejala post concert depression tersebut.

“Itu normal, tapi, kalau kita masih merasakannya, boleh untuk mengobrol dengan sesama penggemar (idola pada konser yang telah ditonton) lain,” ujar Annisa.

Ajak bicara teman sesama penggemar dari idola yang diikuti untuk saling berbagi perasaan, atau berbagi foto dan video yang diambil saat menonton konser. Selain itu, foto atau video yang diambil dapat dikumpulkan dalam satu album atau jurnal khusus, seperti mengunggahnya di akun penggemar hingga menulis pengalaman selama konser di media sosial, juga bisa dilakukan untuk mengatasi post concert depression.

Dengan berbagi, seseorang dapat mengingat memori saat menonton konser sehingga dia tidak lagi merasa kehilangan yang menjadi pemicu post concert depression.

Baca juga: Gengsi jadi alasan anak muda rela bayar tiket konser harga fantastis

Cara lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi post concert depression adalah mendistraksi diri dengan kegiatan lain yang lebih produktif. Annisa juga menyarankan untuk membuat to do list atau daftar rencana kegiatan dari hal yang sederhana terlebih dahulu.

“Kita juga bisa melakukan kegiatan lain, seperti meditasi atau tarik napas saja dulu (secara perlahan) bahwa kita balik lagi mindful ke saat ini, bisa mengerjakan apa yang dikerjakan sekarang,” kata Annisa.

Daftar rencana kegiatan dapat dijadikan tujuan untuk melakukan kegiatan positif lainnya, misalnya rencana menabung untuk menonton konser selanjutnya. Perencanaan seperti itu berguna untuk membuat semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Bagaimana kelola kesedihan usai liburan?

Baca juga: Pertumbuhan industri musik pengaruhi gaya hidup generasi COVID

Baca juga: Ahmad Dhani ingin konser orkestra bisa dibuat secara rutin

Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023