New York (ANTARA News) - Situasi Timor Leste yang belum menentu akibat pemberontakan tentara yang dipecat, mendorong Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mengerahkan bantuan darurat bagi ribuan warga di negara baru tersebut yang terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri. Kantor Juru bicara UNHCR (Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi), di New York Sabtu, menyebutkan bahwa barang-barang bantuan berupa tenda, alas tidur dan tempat-tempat air telah diangkut dengan pesawat dari gudang di Yordania menuju Timor Leste. Barang-barang sebut tersebut dibutuhkan oleh lebih dari 100.000 orang. yang terpaksa mengungsi ke sejumlah tempat sekitar Dili. Pengangkutan bantuan selanjutnya berupa tenda, selimut, kelambu dan peralatan masak kemungkinan dilakukan dari Darwin, Australia,. Satu tim bantuan darurat kini menuju Dili untuk memperkuat staf PBB yang sudah ada di ibukota Timor Leste tersebut. "Melalui kerja sama dengan agen-agen PBB lainnya dan lembaga non pemerintah, UNHCR kini telah mengirim kebutuhan bagi sekitar 30.000 warga di sana," kata juru bicara UNHCR Ron Redmond. Sementara itu kantor PBB di Timor Leste (UNOTIL) melaporkan meskipun terjadi aksi penjarahan dan pembakaran di sejumlah tempat di kawasan Becora, Dili, namun lebih banyak orang yang keluar untuk kembali melakukan kegiatan hariannya. Sekjen PBB Kofi Annan dalam pesannya mendesak rakyat Timor Leste untuk mengenyampingkan perbedaan di antara mereka demi kepentingan nasional. Pesan Annan tersebut disiarkan melalui radio dan televisi pada Jumat lalu dan rencananya akan ditayangkan ulang. Badan PBB Urusan Pangan (WFP) kini menyediakan sejumlah biskuit energi tinggi untuk 6.000 anak dan ibu-ibu hamil di tempat pengungsian sekitar Dili dan merencanakan pengiriman makanan bagi 30.000 orang. WFP juga melaporkan bahwa gudang makanan dalam keadaan aman meskipun sejumlah pemuda mencoba masuk. Tentara Australia yang diundang oleh pemerintah TImor Leste cukup membantu pengamanan gudang-gudang PBB dan juga tempat pengungsian. Sementara itu Presiden Dewan Keamanan PBB untuk Juni 2006 Ellen Margrethe Loj dari Denmark mengatakan DK PBB kemungkinan akan mengadakan pertemuan terbuka pekan depan untuk mendiskusikan situasi di Timor Leste. Mandat UNOTIL itu sendiri akan berakhir pada 20 Juni mendatang, setelah diperpanjang satu bulan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006