Wajarlah sepi ini kan selera orang tua, kalau yang sana kan anak muda semuanya"
Jakarta (ANTARA News) - Berbeda dari kebanyakan perayaan malam tahun baru yang sudah-sudah, di sisi Utara Monumen Nasional (Monas), puluhan ribu anggota jemaah pengajian Majelis Rasulullah menggelar pengajian akbar di bawah rintik hujan dan beralaskan tikar.

Hanya beberapa dari berbagai acara hiburan yang digelar seputaran Monas, pengajian itu digelar dipimpin langsung pemimpin Majelis Rasulullah Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa.

Puluhan ribu anggota Majelis Rasulullah in terdiri dari laki-laki dan perempuan dewasa, remaja dan anak dari wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Habib Munzir meminta pengunjung berhenti menyalakan petasan dan menghormati lebih dahulu acara pengajiannya.

"Saya meminta yang main petasan untuk berhenti sejenak, kalian ada waktunya nanti tengah malam. Saya memiliki pengalaman buruk terhadap petasan. Ayah saya meninggal dunia lantaran serangan jantung setelah mendengar suara petasan," katanya.

Di sisi lain, dia takjub melihat puluhan ribu anggota jemaah masih berdiam diri mengikuti pengajiannya walaupun di bawah rintikan hujan.

"Saya telah berdoa, semoga hujan akan segera berhenti," ujarnya.

Di sebelang pintu barat daya Monas, Pemerintah Kota Jakarta Pusat menghidangkan suguhan musik gambus dan musik-musik Islami.

Sayang, acara musik gambus itu kurang diminati pengunjung karena hanya sekitar puluhan pengunjung yang menontonnya, dan itu pun sekadar lalu lalang saja. Acara musik itu diisi oleh lagu-lagu Islami dengan musik Qasidah.

"Wajarlah sepi ini kan selera orang tua, kalau yang sana kan anak muda semuanya," kata seorang pengunjung, Muhammad Toha (39).

(adm)

Pewarta: Adam Rizallulhaq
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2012