Jakarta (ANTARA) - Polri mewaspadai potensi bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan melakukan mitigasi serta menyiapkan sarana dan prasarana agar tidak berdampak pada penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Sandi Nugroho di Jakarta, Jumat, mengatakan beberapa kerawanan bencana yang menjadi perhatian jajaran kepolisian itu seperti gempa bumi, abrasi, dan cuaca ekstrem.

"Potensi bencana di NTT ada kerawanan gempa bumi dan abrasi, kemudian hidrometeorologi dan juga tingkat panas di NTT yang cukup tinggi," kata Sandi.

Sejumlah kejadian bencana alam masih terjadi di wilayah NTT, seperti banjir di Kabupaten Manggarai Barat akibat luapan Sungai Wae Jare pada Kamis (27/4).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mengimbau masyarakat setempat terkait potensi hujan dan angin kencang.

Baca juga: BPOM pastikan pengawasan makanan para kepala negara saat ASEAN Summit

Secara terpisah, Asisten Operasi Kapolri Irjen Pol. Agung Setya Imam Effendy mengatakan Polri bersama pemangku kepentingan terkait, dalam hal ini TNI dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), memiliki standar prosedur operasi (SOP) dalam menghadapi kejadian bencana saat KTT ASEAN 2023 berlangsung.

Salah satunya ialah penanganan evakuasi, baik terhadap tamu naratetama, naratama, maupun delegasi lain yang terdampak bencana alam. Penanganan evakuasi akan dilakukan Paspampres, TNI, Polri, serta BNPB berdasarkan prosedur penanganan bencana alam yang telah disepakati bersama.

"Selain itu, Polri juga menyiapkan peralatan SAR (pencarian dan penyelamatan), seperti perahu karet, helikopter, serta personel-personel yang memiliki kemampuan SAR dalam pelaksanaan pengamanan nantinya," ujar Agung.

Baca juga: Pemprov harap negara ASEAN dapat berinvestasi di Papua

Saat ini, Polri telah melakukan berbagai persiapan untuk mengamankan penyelenggaraan KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT pada 9-11 Mei mendatang.

Persiapan itu salah satunya mengerahkan 2.627 personel pengamanan, yang terdiri atas 947 personel dari Mabes Polri, 1.660 personel dari Polda NTT, dan 20 personel dari Polda Nusa Tenggara Barat (NTB).

Selain pengerahan ribuan personel, Polri juga memperkuat fasilitas di Labuan Bajo, seperti keberadaan kamera pengawas (CCTV) guna memperkuat pengendalian dari command center, dari bandara sampai tempat acara dan akomodasi.

Kamera CCTV yang disiapkan dilengkapi dengan teknologi pengenal wajah (face recognition) guna mendeteksi daftar tamu atau orang-orang yang dicurigai akan melakukan tindak pidana.

Baca juga: Polri kerahkan 2.627 personel amankan KTT ASEAN 2023

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023