Tokyo (ANTARA) - Wu Jianghao, Duta Besar China untuk Jepang yang baru dilantik bulan lalu, pada Jumat menyebut hubungan Jepang-China sedang berada dalam "masa kritis" karena berbeda pandangan menyangkut Taiwan dan sejumlah isu penting lainnya.

Dalam sebuah konferensi pers di Japan National Press Club di Tokyo, Wu memperingatkan Jepang agar tidak ikut campur dalam urusan negaranya dengan Taiwan karena masalah Taiwan adalah urusan dalam negeri China.

Pandangan bahwa Taiwan berkaitan dengan keamanan Jepang adalah "tidak masuk akal dan tidak berdasar", kata Wu yang juga pengamat Jepang yang sebelumnya menjabat asisten Menteri Luar Negeri China.

Wu menegaskan China mengharapkan reunifikasi damai dengan Taiwan, tapi tidak mengesampingkan penggunaan kekerasan yang akan dilakukan guna "mencegah kemerdekaan Taiwan dan memastikan perdamaian dan stabilitas lintas selat."

China yang komunis melihat Taiwan yang demokratis sebagai provinsi yang harus diintegrasikan kembali dengan berbagai cara, termasuk lewat kekerasan jika perlu.

Baca juga: Jepang khawatirkan militer China dan Rusia

Segala upaya paksa menduduki Taiwan akan menjadi masalah bagi Jepang mengingat letak Taiwan berdekatan dengan sejumlah pulau terpencil di barat daya Jepang.

Pernyataan duta besar China disampaikan sebagai jawaban untuk negara-negara Kelompok Tujuh (G7) yang telah menegaskan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.

Diplomat berusia 59 tahun ini juga menyanggah "konfrontasi antar blok", terlepas dari memburuknya hubungan G7 dengan kubu China-Rusia menyusul invasi Rusia di Ukraina sejak Februari 2022.

Wu juga mendukung visi Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida tentang dunia tanpa senjata nuklir, yang akan menjadi topik KTT G7 bulan depan di Hiroshima yang luluh lantak akibat bom atom AS pada 1945.

 Wu juga menegaskan negaranya "tidak berniat menjadikan Jepang sebagai musuh."

Ia mengatakan sejumlah film animasi Jepang seperti "The First Slam Dunk" dan "Suzume" lebih populer di China ketimbang di Jepang. Untuk itu, dia mengharapkan berbagai upaya dilakukan untuk memajukan pertukaran orang dan budaya antara kedua negara.

Baca juga: China kecam pernyataan G7 yang "sombong dan berprasangka"

Sumber: Kyodo-OANA

Penerjemah: Tegar Nurfitra
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023