Target pertumbuhan industri pada 2013 sebesar 7,1 persen tidak akan tercapai karena ditambah beban seperti itu,"
Jakarta (ANTARA News) - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai kenaikan tarif dasar listrik (TDL) berkemungkinan menghambat target pertumbuhan industri tahun 2013 sebesar 7,1 persen.

"Target pertumbuhan industri pada 2013 sebesar 7,1 persen tidak akan tercapai karena ditambah beban seperti itu," kata Enny Sri Hartati saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, tantangan di sektor industri sejatinya masih belum sepenuhnya teratasi. Masalah tuntutan upah minimum provinsi (UMP) cukup signifikan pengaruhnya karena apabila rata-rata naik hingga 40 persen, maka beban produksi yang harus dipenuhi hampir 1,5 kali lipat dari sekarang.

"Akan sulit tercapai, apalagi kalau akan melakukan akselerasi industri. Bagaimana akan melakukan akselerasi industri kalau energinya saja tidak ada," ujar dia.

Ia menilai target pertumbuhan 7,1 persen juga dengan asumsi ada akselerasi industri, termasuk hilirisasi.

"Data investasi yang masuk ke industri hilir selama ini masih rendah. Jika ada industri yang ingin melakukan ekspansi, maka persoalan energi menjadi masalah lain yang harus diatasi. Kebutuhan energi bagi industri masih defisit," kata dia.

Dengan kenaikan TDL, ia menegaskan, secara tidak langsung akan membuat Industri semakin terjepit.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi meragukan pertumbuhan industri Indonesia pada 2013 di atas 7,1 persen, karena kondisi dalam negeri yang tidak kondusif untuk investasi.

"Tahun 2013 tumbuh seperti tahun ini saja sudah bagus yaitu sebesar 6 persen," kata dia.

Ia mengatakan, 2013 merupakan tahun politik sehingga menyebabkan banyak kebijakan yang membuat investor ragu untuk berinvestasi di Indonesia.

(A063/A013)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013