Brazilia (ANTARA) - Pemerintah Brazil pada Minggu (30/4) berusaha meyakinkan masyarakat adat Yanomami bahwa mereka akan segera memindahkan sisa penambang liar di kawasan lindung tersebut menyusul insiden penembakan yang menewaskan anggota masyarakat asli di kawasan itu.

Penambang liar menembak mati dan melukai dua orang lainnya dalam sebuah penyerangan yang terjadi di kawasan Yamomami Sabtu (29/4) lalu, di mana otoritas sebelumnya telah mengusir penambang liar di kawasan adat terbesar di Brazil dengan luas setara negara Portugal.

"Kita akan meneruskan operasi untuk mengusir seluruh penambang liar yang masih ada," kata Sonia Guajajara, Menteri Urusan Masyarakat Asli kepada siaran televisi GloboNews.

Menurut Guajajara, sekitar 80 persen dari 20.000 lebih penambang liar yang memasuki kawasan lindung tersebut telah diusir dan mereka yang tersisa menggunakan kekerasan saat menolak untuk pindah.

"Mereka harus memahami bahwa mereka harus pergi dan negara tidak berhenti untuk mengusir mereka," kata Menteri Lingkungan Marina Silva dalam sebuah wawancara.

"Kami akan meningkatkan operasi," kata Silva sambil menambahkan bahwa pasukan keamanan akan dikerahkan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Menurut Silva, sebanyak 300 kamp penambangan liar tersebut sudah dibongkar dan 20 pesawat serta satu helikopter telah dihancurkan oleh badan perlindungan lingkungan Ibama.

Presiden Luiz Inacio Lula da Silva saat terpilih sebagai presiden pada Januari lalu berjanji untuk membasmi para penambang liar tersebut karena keberadaan mereka menyebabkan krisis kemanusiaan akibat penyebaran wabah penyakit dan malnutrisi masyarakat Yanomami karena berkurangnya hewan buruan dan sungai yang tercemar.

Operasi penegakan hukum besar-besaran sudah dilancarkan sejak Februari lalu dan sebagian besar penambang liar mulai pindah atau dipaksa pindah.

Polisi Federasl menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki bentrokan antara penambang dengan masyarakat adat dan sedang mencari untuk menangkap mereka yang bertanggung jawab atas penembakan tersebut.

Lula juga berjanji tidak akan memberikan ampun bagi mereka yang melakukan penambangan liar di kawasan konservasi yang dilindungi oleh Konstitusi dan badan pelestarian lingkungan akan mengadakan operasi pengusiran terhadap lima kawasan konservasi lainnya.

Pembalakan hutan dan penambangan ilegal marak pada saat Brazil berada di bawah kekuasaan presiden sebelumnya Jair Bolsonaro.

Sumber: Reuters

Baca juga: Lula resmi mengakui 6 wilayah adat di Brazil
Baca juga: Hari Buruh, Presiden Brazil janjikan kenaikan upah minimum

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023