Buenos Aires (ANTARA) - Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva pada Jumat (28/4) resmi mengakui enam wilayah adat di negaranya. 

Ia juga berjanji untuk memenuhi janjinya selama kampanye untuk menegakkan hak-hak masyarakat adat dengan menandai batas tanah mereka.

Dalam siaran pers, pemerintah Brazil mengatakan demarkasi telah dilakukan di seluruh enam wilayah adat di enam negara bagian, yaitu Arara do Rio Amonia, Kariri-Xoco, Rio dos Indios, Tremembe da Barra do Mundau, Uneiuxi, dan Ava-Canoeiro.

Langkah itu disebutkan sebagai yang pertama diambil sejak 2018, dan pemerintahan Lula akan membentuk kembali kebijakan Dewan Nasional untuk Masyarakat Adat serta menetapkan Kebijakan Brazil untuk Pengelolaan Wilayah dan Lingkungan tanah Adat.

Lula mengonfirmasi pengakuan resmi itu di media sosial Twitter, dengan menyebut "perjuangan untuk demarkasi masyarakat adat" sebagai salah satu "penghormatan, hak, dan perlindungan alam dan negara kita."

Mantan pemimpin serikat tersebut juga berjanji untuk mewujudkan sebanyak mungkin demarkasi tanah adat.

Ia menyebut tanah tersebut tidak hanya merupakan hak masyarakat adat, tetapi juga tujuan untuk mencapai 2030 dengan tanpa deforestasi sehingga mengharuskan tanah untuk diberi garis batas. 

Lula melanjutkan dengan mengatakan bahwa para pejabat Brazil "harus" merespons tuntutan masyarakat adat, yang menurutnya telah ditolak seumur hidup mereka.

Masyarakat adat membutuhkan lebih banyak tanah, kesehatan, dan pendidikan, katanya, menegaskan. 

Banyak pecinta lingkungan dan pembela masyarakat adat dan hak teritorial mereka mengkritik kebijakan mantan presiden Jair Bolsonaro, yang bersikeras membatalkan perlindungan lingkungan,

Kebijakan Bolsonaro itu dianggap menyebabkan kehancuran ekologi karena penebang liar, penambang, dan peternak telah membuka sebagian besar lahan hingga juga berdampak pada masyarakat adat.

Tanpa menyebut nama sang mantan presiden, Lula juga tampak mengkritik pemerintahan Bolsonaro dengan bersikeras  melakukan lawatan Roraima

Roraima adalah daerah tempat tinggal penduduk Yanomami, yang telah mengalami krisis kesehatan akibat penambangan emas liar dan sungai yang terkontaminasi.

Lula mengatakan dirinya "tidak pernah membayangkan bahwa sebuah pemerintahan dapat membuat rakyatnya tetap seperti itu"-- saat menggambarkan betapa anak-anak kekurangan gizi di Brazil, negara produsen makanan terbesar ketiga di dunia.

Presiden Brazil mengingatkan bahwa kebiasaan, adat istiadat, dan tradisi masyarakat tersebut harus dihormati. Ia menyebut sikap itu sebagai "komitmen" yang dia buat selama kampanye dan berjanji lagi untuk "memenuhinya".
 
Pada November 2022 sebelum menjabat sebagai presiden, Lula berjanji pada konferensi perubahan iklim PBB, COP27, untuk melindungi hutan hujan Amazon dan memperkuat badan inspeksi dan sistem pemantauan serta menekan "kejahatan lingkungan".

Sejak kembali menjabat sebagai presiden, Lula telah berupaya untuk memperkuat badan-badan lingkungan, menciptakan Kementerian Masyarakat Adat, dan meluncurkan kembali "Amazon Fund" yang berupaya melindungi biomassa Amazon.


Sumber: Anadolu

Baca juga: Deforestasi tinggi di Amazon, Menteri Lingkungan Brazil kecam pembalak

Baca juga: Menteri: Brazil akan ambil peran utama dalam kebijakan perubahan iklim


 

Lebih dari 100 orang tewas di Brazil setelah hujan lebat

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023