Di Jakarta itu butuh sampai 22 ribu liter per detik"
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum DKI Jakarta (PDAM) Sriwidayanto Kaderiwi mengaku keluhan yang paling banyak dilaporkan kepada perusahaan air ini yakni perihal aliran air yang terhenti.

"Keluhan yang paling banyak ya itu, air mati," kata Sriwidayanto saat ditemui di Balaikota DKI Jakarta, Senin.

Sriwidayanto menjelaskan bahwa sering matinya aliran air ini karena Jakarta mengalami kekurangan pasokan air. Kebutuhan air di Jakarta hingga kini mencapai kurang lebih 22 ribu liter per detik.

"Di Jakarta itu butuh sampai 22 ribu liter per detik," katanya.

Namun hingga kini, PDAM Jaya hanya mampu menyediakan sekitar 18750 liter per detik. Sebagian besar air tersebut datang dari sumber luar yakni Waduk Jatiluhur di Jawa Barat dan Serpong.

"Sumber di Jakarta sendiri hanya dari Krukut dan Pesanggrahan," kata Sri.

Sumber Krukut hanya mampu memberikan 400 liter per detik sedangkan sumber di Pesanggrahan hanya bisa memberikan 150 liter per detik.

"Jumlah itu kan hanya tiga persen," katanya.

Untuk meningkatkan pelayanan, Sri mengatakan akan menambah jumlah sumber air serta meningkatkan jumlah air dari Waduk Jatiluhur. Dia menargetkan akan menambah pasokan 1500 liter per detik hingga tahun 2015.

"Akan dilakukan dalam tiga tahap, tapi nanti daerah Bekasi dan Karawang akan dialirkan 200 liter per detik dari jumlah total," katanya.

Hal ini dilakukan untuk memenuhi target MDG's, yakni 26 ribu liter per detik.

"Kan sesuai MDG's harus segitu," katanya.

(Dny)

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013