Myanmar dan Indonesia memiliki potensi energi surya, angin, hidro, bioenergi, panas bumi, dan laut yang bisa dimanfaatkan
Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjajaki peluang kerja sama dagang dan investasi dengan Myanmar khususnya dalam pengembangan ekosistem energi baru dan terbarukan (EBT).

Dalam roadshow di Myanmar, Ketua Kadin Indonesia sekaligus Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menekankan bahwa peran sektor bisnis dan swasta dalam menjalin hubungan dagang atau investasi pada energi berkelanjutan adalah hal yang penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi ASEAN serta komitmen net zero emission pada 2060.

"Potensi energi baru dan terbarukan ini perlu untuk dikembangkan oleh kedua negara sebagai upaya ASEAN mencapai net zero emission. Myanmar dan Indonesia mampu bekerja sama untuk bisa memanfaatkan energi baru terbarukan ini menjadi pembangkit energi listrik," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Myanmar dan Indonesia memiliki potensi energi surya, angin, hidro, bioenergi, panas bumi, dan laut yang bisa dimanfaatkan.

Dalam pengembangan energi air, Myanmar dan Indonesia masuk dalam 20 negara teratas di dunia dengan potensi pembangkit listrik air sebagai EBT, tetapi belum dimanfaatkan.

Arsjad menuturkan dalam kunjungan tersebut, delegasi ASEAN-BAC juga mendorong isu prioritas serta legacy program ASEAN, salah satunya melalui legacy project ASEAN Business Entity yang diinisiasi oleh Keketuaan ASEAN-BAC Indonesia.

ASEAN Business Entity bertujuan untuk meningkatkan dan memberikan insentif investasi intra-ASEAN untuk pengembangan industri dan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

"ASEAN-BAC terus memperkuat kerja sama serta stabilitas perekonomian antar negara di ASEAN, tidak terkecuali dengan Myanmar. Seluruh negara ASEAN akan tumbuh bersama dalam hal ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, merangkul seluruh negara ASEAN, termasuk Myanmar," tutur Arsjad.
 

Kerja sama kendaraan listrik

Lebih lanjut, kalangan pebisnis Indonesia berharap dapat bekerja sama dengan Myanmar untuk membangun ekosistem industri bagi kendaraan listrik dan baterai.

Kerja sama kedua negara mampu membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Kerja sama di sektor tersebut dinilai strategis lantaran Myanmar juga memiliki deposit mineral kritis terbesar ketiga di dunia dan kaya akan dysprosium dan terbium, elemen logam tanah yang merupakan salah satu elemen penting dalam pembuatan kendaraan listrik yang lebih ringan.

Di sisi lain, Myanmar juga telah mengambil langkah untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik di negara tersebut, termasuk membangun stasiun pengisian dan memberikan izin impor kendaraan listrik ke sembilan perusahaan di negaranya.

Insentif tersebut dinilai membuka pasar ekspor bagi Indonesia untuk memasarkan kendaraan listrik ke Myanmar.

Wakil Presiden Direktur dan CEO Indika Energy Azis Armand menilai kerja sama investasi dengan negara ASEAN, termasuk Myanmar, tentunya akan menjadi langkah baik dalam upaya pengembangan ekosistem EV Indonesia di seluruh rantai nilai.

Sebagai salah satu perusahaan EV terkemuka di Indonesia, pihaknya turut mendukung pengembangan sektor kendaraan listrik di Indonesia dan ASEAN serta mengeksplorasi potensi kemitraan yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Myanmar.

"Mewujudkan masa depan yang berkelanjutan, Indika Energy berinvestasi pada bisnis rendah karbon termasuk di sektor kendaraan listrik. Kami meluncurkan ALVA, kendaraan listrik roda dua dan ekosistemnya," katanya.

Selain Indika Energy, perusahaan lain seperti TBS Energy, juga telah melakukan pengembangan pada sektor kendaraan listrik di Indonesia melalui perusahaan Electrum.

Berbagai industri kendaraan listrik yang mulai banyak bertumbuh, menjadi pertanda bahwa Indonesia dan ASEAN mampu untuk menjadi pemimpin dalam ekosistem industri kendaraan listrik.

Baca juga: Di Hannover Messe, Kadin undang EU investasi industri hijau
Baca juga: Kadin sambut inisiatif proposal "limited FTA" ke AS dukung industri EV
Baca juga: Kadin ingatkan sektor usaha jaga ketersediaan produk jelang Lebaran


Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023