Garut (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya mencegah dan mengatasi masalah stunting  (gagal tumbuh) pada anak, salah satunya mengedukasi masyarakat dalam memanfaatkan alam tanaman pangan yang tumbuh dan mudah didapat di lingkungan sekitar untuk memenuhi kebutuhan gizi.

"Masyarakat juga bisa memanfaatkan misalkan tanaman pangan seperti sayur-sayuran, daun-daunan ada," kata Plt. Kepala BKKBN Provinsi Jabar Dadi Ahmad Roswandi saat meninjau penyaluran bantuan pemberian makanan tambahan dalam rangka penurunan 'stunting' dan pengentasan daerah rentan rawan pangan di Kabupaten Garut, Kamis.

Ia menuturkan Pemerintah Provinsi Jabar dibantu pemerintah pusat dan juga kabupaten/kota saat ini terus berupaya menurunkan angka kasus anak gagal tumbuh dengan berbagai program, salah satunya pemberian makanan tambahan bergizi.

Pemprov Jabar, kata dia, saat ini fokus pada orang yang berisiko stunting untuk terobati atau bisa dicegah dengan segera memberikan penanganan cepat seperti memberikan jaminan kebutuhan gizi.

Baca juga: BKKBN: Jabar tingkatkan kualitas keluarga lewat Sarling KB

Baca juga: Bupati: Jangan laporkan data bohong "stunting" di Garut-Jabar


Upaya memenuhi kebutuhan gizi itu, kata dia, tidak mahal, masyarakat bisa memanfaatkan pangan lokal yang ada di lingkungan sekitar, selain ditunjang dengan bantuan tambahan makanan oleh pemerintah.

"Ada edukasi masyarakat bahwa mencegah stunting itu tidak harus mahal, yaitu pemanfaatan pangan lokal," katanya.

Menurut dia, kebutuhan pangan lokal selama ini cukup tersedia di lingkungan masyarakat, seperti di Kabupaten Garut memiliki potensi alam yang baik yakni ada gunung dan laut, sehingga tidak perlu susah untuk mendapatkan kebutuhan gizi dari potensi alam tersebut.

"Apalagi di Garut ini semua dari laut potensi sampai gunung ada semua, jadi enggak usah jauh-jauh, enggak usah mahal-mahal untuk mencegah stunting itu sendiri," katanya.

Ia menyebutkan saat ini tercatat di Provinsj Jabar ada sekitar 1,6 juta keluarga berisiko stunting, sebanyak 410 ribu keluarga memiliki risiko yang tinggi, sehingga pemerintah harus segera menanggulanginya.

Ia berharap upaya mencegah dan mengatasi stunting tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, melainkan semua pihak misalkan oleh perusahaan melalui program CSR-nya, dan juga masyarakatnya untuk menjadi bapak atau kakak asuh dari anak berstatus stunting.

"Ya, kalau pemerintah kan punya keterbatasan, nah bagaimana masyarakat mau bergabung, misalkan dalam gerakan bapak asuh stunting,  ada juga kakak asuh anak stunting, dan yang lainnya," katanya.

Sekretaris Daerah Pemkab Garut Nurdin Yana menambahkan, saat ini Kabupaten Garut mendapatkan bantuan tambahan pangan dari pemerintah pusat untuk 40.159 keluarga yang memiliki anak yang kondisinya membutuhkan asupan gizi.

Pemkab Garut melalui Dinas Pertanian juga memiliki program Harum Madu yang artinya Halaman Rumah Bermanfaat Terpadu, dalam program itu masyarakat bisa memanfaatkan lahan untuk menanam berbagai tanaman cepat panen dan bisa dikonsumsi sendiri.

"Kita punya program di Dinas Pertanian, punya program Harum Madu, jadi halaman rumah terpadu ya dengan tanaman-tanaman yang cepat panen, ini juga dilakukan teman-teman pertanian, sehingga Alhamdulillah, itu juga memberikan satu dukungan," katanya.*

Baca juga: Pemkab Bekasi raih penghargaan atas komitmen tekan stunting

Baca juga: Gubernur Jabar minta Persis bantu Pemprov berantas tengkes

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023