Dili (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Timor Timur, Jose Ramos Horta, yang merangkap sebagai Menteri Pertahanan (Menhan), dijadwalkan bertemu dengan pemimpin pemberontakan militer di negeri itu, Major Alfredo Reinado, Senin (12/6) guna mencari penyelesaian kerusuhan yang menyeret negara kecil ini ke arah perang sipil.
"Pertemuan itu untuk menggali kesempatan bagi semua perundingan yang diharapkan menghasilkan resolusi penyelesaian atas masalah-masalah politik," demikian satu pernyataan dari Dphan Timtim, Selasa, layaknya dikutip Kantor Berita Malaysia, Bernama.
Reinado adalah salah seorang di antara 600 personel angkatan bersenjata Timtim yang dipecat oleh Perdana Menteri (PM) Mari Alkatiri pada April 2006, setelah mereka menentang perlakuan diskriminasi atas prajurit dari Timtim barat. Pemecatan itu memicu kerusuhan, yang kemudian menyebar di kalangan kelompok sipil bersenjata.
Bentrokan antar-kalangan sipil tersebut melibatkan masyarakat dari Timtim yang menyebut dirinya sebagai kelompok
Loro Sae (tempat matahari terbit) dan Timor Barat
(Loro Monu).
Kedua kelompok yang bermusuhan itu saling menyerang bersenjata pisau, batu, logam, tongkat dan ketapel.
Presiden Timtim, Kay Rala Xanana Gusmao, akhirnya meminta bantuan ke Pemerintah Australia, Malaysia, Selandia Baru dan Portugal, yang kesemuanya menanggapinya dengan mengirimkan total 2.200 tentara dan polisi untuk memperkuat keamanan.
Sementara itu, parlemen Timtim pada Senin (5/6) siang bersidang, namun banyak dari 88 anggota legislatif tersebut tak muncul.
Ketua Parlemen Timtim, Francisco Gutteres, yang juga pemimpin partai yang berkuasa, Fretilin, menyerukan kepada pemerintah untuk melakukan penyelidikan mengapa para anggota dewan itu hilang.
Namun, Gutteres malah mendapat pertentangan dari sejumlah kalangan yang menyerukan, agar parlemen dibubarkan untuk mengadakan pemilihan sebagai solusi guna mengakhiri kerusuhan.
"Parlemen tidak akan dibubarkan hanya karena demo-demo, yang akan membuat contoh buruk bagi negara ini," demikian Gutteres. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006