Dili (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Timor Timur, Dr. Jose Ramos Horta, yang merangkap sebagai Menteri Pertahanan sejak pekan lalu, diharapkan bisa bertemu dengan pemimpin pemberontak Major Alfredo Reinado Senin depan untuk mencari penyelesaian polemik yang menyeret negara kecil itu ke arah perang sipil. Reinado adalah seorang di antara 600 angkatan bersenjata yang dipecat oleh Perdana Menteri Dr. Mari Alkatiri April lalu, setelah mereka memprotes perlakuan diskriminasi atas orang-orang dari Timor Timur barat. Peristiwa ini memicu kerusuhan yang kemudian menyebar di kalangan geng-geng sipil bersenjata. "Pertemuan itu untuk menggali kesempatan bagi semua perundingan yang diharapkan menghasilkan resolusi penyelesaian atas masalah-masalah politik," kata satu pernyataan dari departemen pertahanan. Bentrokan antar kalangan sipil ini melibatkan orang-orang dari Timor Timur (Loro Sae) dan Timor Barat (Loro Monu). Geng-geng yang bermusuhan saling menyerang dengan pisau, batu, logam, tongkat dan ketapel. Presiden Xanana Gusmao meminta bantuan dari Australia, Malaysia, Selandia Baru dan Portugal, dan mereka menanggapi dengan mengirimkan 2.200 tentara dan polisi untuk memperkuat keamanan. Sementara itu, parlemen Timor Leste Senin bersidang namun banyak dari 88 anggota badan pembuat undang-undang itu yang tak muncul. Ketua Parlemen Francisco Gutteres, pemimpin partai yang berkuasa Fretilin, menyerukan kepada pemerintah untuk melakukan penyelidikan mengapa para anggota dewan itu hilang, tapi kemudian ditentang oleh seruan-seruan agar parlemen dibubarkan untuk mengadakan pemilihan sebagai solusi untuk mengakhiri kerusuhan. "Parlemen tidak akan dibubarkan hanya karena demo-demo, yang akan membuat contoh buruk bagi negara ini," katanya dikutip Bernama.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006