New York (ANTARA) - Wall Street menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dengan Dow membukukan persentase kenaikan satu hari terbesar sejak 6 Januari, setelah saham Apple melonjak lebih dari 4,0 persen setelah hasil optimis dan data pekerjaan AS menunjukkan pasar tenaga kerja yang tangguh.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 546,64 poin atau 1,65 persen, menjadi menetap di 33.674,38 poin. Indeks S&P 500 bertambah 75,03 poin atau 1,85 persen, menjadi berakhir di 4.136,25 poin. Indeks Komposit Nasdaq melambung 269,02 poin atau 2,25 persen, menjadi ditutup di 12.235,41 poin.

Namun, Dow dan S&P 500 masih mencatat kerugian untuk minggu ini, sementara Nasdaq berakhir dengan sedikit kenaikan untuk minggu ini. Sementara itu, indeks Volatilitas Cboe mencatat penurunan satu hari terbesar sejak 16 Maret.

Menambah momentum bullish, saham bank-bank regional rebound dari penurunan terkait dengan runtuhnya First Republic Bank. Para analis menaikkan peringkat sejumlah pemberi pinjaman yang mereka katakan oversold.

PacWest Bancorp melesat 81,7 persen dan Western Alliance Bancorp melonjak 49,2 persen, sedangkan indeks bank regional KBW naik 4,7 persen.

Hasil kuartalan Apple juga membuat investor khawatir tentang potensi resesi. Saham pembuat iPhone mencapai level tertinggi dalam waktu sekitar sembilan bulan, dan saham tersebut berakhir naik 4,7 persen dalam persentase kenaikan harian terbesar sejak November.

Saham Apple memberikan pengaruh positif terbesar pada ketiga indeks saham utama AS.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan pertumbuhan pekerjaan mencatat percepatan pada April dan kenaikan upah meningkat dengan kuat, menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun ada kenaikan suku bunga baru-baru ini oleh Federal Reserve.

Dengan laporan pekerjaan, "ini tentang keadaan ekonomi AS, dan apa yang kita lihat hari ini menunjukkan itu dalam posisi yang lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya," kata Kristina Hooper, Kepala Strategi Pasar Global di Invesco di New York.

Investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga pada akhirnya dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi.

Pada Rabu (3/5/2023), bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin seperti yang diharapkan, tetapi Ketua Fed Jerome Powell mencatat masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti bahwa siklus kenaikan suku bunga telah berakhir karena inflasi tetap menjadi perhatian utama.

Perkiraan penurunan laba perusahaan S&P 500 kuartal pertama semakin kecil sejak awal musim pelaporan keuangan dan sekarang hanya 0,7 persen dari tahun ke tahun, data Refinitiv menunjukkan pada Jumat (5/5/2023).

Volume transaksi di bursa AS mencapai 10,57 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,70 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.


Baca juga: Saham Inggris ditutup menguat, indeks FTSE 100 terkerek 0,98 persen
Baca juga: Saham Jerman berbalik menguat, indeks DAX 40 melonjak 226,78 poin
Baca juga: Saham Prancis berakhir positif, indeks CAC 40 terangkat 1,26 persen


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2023