Jakarta (ANTARA) - Kesenian Betawi menjadi upacara pembuka ajang Piala Dunia Panjat Tebing 2023 atau IFSC World Cup 2023 seri Indonesia di Lot 6 Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta pada Sabtu.

Tari greget mpok yang ditampilkan enam penari muda begitu lentik menari di atas panggung. Tari yang melukiskan dinamika pergaulan khas remaja putri Betawi itu disambut dengan gemuruh tepuk tangan penonton.

Setelah tari greget mpok, upacara pembukaan dilanjutkan dengan penampilan tanjidor dan palang pintu yang juga diikuti oleh perwakilan IFSC Alessandro Di Cato dan Stanley Yeo.
 
Acara ceremony IFSC World Cup 2023 di Lot 6 Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta pada Sabtu (6/5). (Fajar Satriyo)


"Menyambut dengan hangat kepada 120 atlet dari 24 negara untuk berkompetisi di IFSC Sport Climbing World Cup," kata ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid dalam upacara sambutan.

Gelaran IFSC World Cup 2023 menjadi gelaran kedua bagi Indonesia sebagai tuan rumah setelah sebelumnya ditunjuk sebagai tuan rumah pada tahun 2022.

"Di kejuaraan olahraga, kita akan melihat kerja sama, kita akan melihat disiplin, kita akan melihat passion, dan semua ini mempunyai arti kita perlu belajar untuk sukses dalam hidup. Jadi, kompetisi ini bukan hanya memenangkan medali, tapi juga berbagi kemanusiaan bersama, ini adalah nilai dari sportivitas," ungkap Yenny Wahid.

Dalam kejuaraan internasional ini FPTI mengangkat tema kultural yang kini diangkat adalah kultural dari provinsi Jakarta yaitu kesenian Betawi setelah pada tahun sebelumnya mengangkat tema urban.

"Indonesia suka menyambut tamunya, kita harus membuat tamu merasa nyaman, kami harap dapat menunjukkan keramahan kepada anda. Jadi, sekarang kami menerima anda dengan tangan terbuka, datang dan nikmati Indonesia, nikmati juga Jakarta" tutup Yenny.

Baca juga: Piala Dunia Panjat Tebing 2023 seri Jakarta resmi dibuka
Baca juga: FPTI tidak targetkan Veddriq Leonardo pecahkan rekor di Piala Dunia
Baca juga: Yenny Wahid sebut China dan Amerika lawan terberat di IFSC World Cup

Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023