Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah mencatat 99 hektare lahan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terbakar selama periode Januari-Maret 2023.

"Dari 99 hektare lahan yang terbakar, lebih banyak ada di Kabupaten Sumba Timur, mencapai 44,6 hektare," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT Ambrosius Kodo ketika dihubungi di Kupang, Senin.

Selama triwulan pertama tahun 2023, Ambrosius menyampaikan, kebakaran lahan juga terjadi di wilayah Kabupaten Manggarai Barat (20,3 hektare), Kabupaten Timor Tengah Utara (17,2 hektare), Kabupaten Flores Timur (12,5 hektare), dan Kabupaten Alor (4,2 hektare).

Menurut dia, kebakaran lahan pada umumnya terjadi akibat tindakan seperti membuka atau membersihkan lahan dengan cara membakar, membakar lahan untuk keperluan perburuan, dan membuang puntung rokok sembarangan.

Ambrosius berharap pemerintah kabupaten dan kota menggiatkan penyuluhan untuk membangun kesadaran warga mendukung upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

"Pada 2022 lalu tidak ada peristiwa kebakaran hutan di NTT, namun memasuki 2023 ini mulai marak kebakaran lahan, sehingga ini perlu jadi perhatian serius setiap pemda kita di NTT," katanya.

Ambrosius mengatakan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan musim kemarau tahun 2023 lebih panas dibandingkan dengan tahun sebelumnya sehingga potensi kebakaran hutan dan lahan juga meningkat.

Dia mengimbau warga mendukung upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta melakukan langkah-langkah untuk menghadapi kemungkinan terjadi krisis air bersih dan gagal tanam selama musim kemarau.

Baca juga:
Kalimantan Tengah antisipasi kebakaran di lahan gambut
Cuaca panas picu kebakaran hutan dan lahan di Aceh Tamiang

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023