Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta Pemerintah meningkatkan industri pengolahan yang melambat di kuartal I-2023 dibandingkan kuartal IV-2022 atau dengan periode serupa di 2022 sebagai imbas melemahnya permintaan pasar domestik dan global karena tekanan ekonomi global.

"Meningkatkan upaya industri pengolahan sebagai jawaban terhadap situasi global 2023 yang memiliki potensi tinggi dalam laju inflasi, pengetatan keuangan, dan tingginya risiko krisis ekonomi, dikarenakan faktor-faktor tersebut bisa menyebabkan pertumbuhan permintaan pasar dalam dan luar negeri relatif lebih lambat dibanding tahun 2022," kata Bambang dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Dia juga meminta Pemerintah memberikan dukungan dan melakukan berbagai upaya yang dapat meningkatkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di industri pengolahan pada kuartal-kuartal berikutnya di tahun 2023.

Baca juga: Menperin: Industri kontributor terbesar topang ekonomi triwulan I 2023

Sebab, berdasarkan data lapangan usaha, industri pengolahan menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan I-2023 dengan capaian sebanyak 18,57 persen.

Lalu, Bambang meminta Pemerintah mendorong pengusaha di bidang manufaktur untuk meningkatkan daya saing produk manufaktur secara signifikan, khususnya di pasar ekspor, dengan meningkatkan rantai pasok industri dan memperhatikan langkah strategis yang berpotensi mendongkrak kinerja di sektor industri.

"Meminta Pemerintah mencadangkan upaya dalam menjalankan perluasan akses kredit usaha dan pembiayaan perdagangan yang terjangkau dan bersaing, dan memperhatikan momen-momen yang dapat diberdayakan untuk meningkatkan pertumbuhan PDB di industri pengolahan," ujar Bambang Soesatyo.

Baca juga: BPS: Pulau Jawa masih dominasi struktur ekonomi RI

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023