Sewa properti pribadi naik 7,2 persen pada kuartal pertama tahun ini, setelah melonjak 7,4 persen pada kuartal terakhir tahun 2022
Singapura (ANTARA) - Perusahaan-perusahaan di Singapura membayar sebagian biaya perumahan karyawan dan bahkan memindahkan staf ke kota-kota tetangga yang lebih murah untuk membantu mereka menangani sewa rumah yang naik tahun lalu dengan laju tercepat dalam 15 tahun.

Tetapi, dengan sewa perumahan swasta di Singapura yang mempertahankan laju kenaikan yang sangat tinggi pada 2023, langkah-langkah tersebut kemungkinan besar akan gagal, bahkan memaksa pekerja asing untuk mempertimbangkan meninggalkan kota untuk selamanya.

Eksodus talenta asing karena biaya perumahan yang tidak terjangkau akan menjadi kemunduran bagi Singapura dalam mewujudkan ambisinya menjadi pusat teknologi dan inovasi.

Faktor-faktor tersebut juga dapat mengurangi daya tarik negara kota tersebut bagi perusahaan dan karyawannya sebagai alternatif dari Hong Kong.

"Kami mempertimbangkan pilihan kami...apakah label harga yang dinaikkan sekarang benar-benar sebanding dengan keunggulan yang dimiliki Singapura dibandingkan tetangganya," kata Lee Soo Min, seorang eksekutif pengembangan bisnis di perusahaan periklanan digital yang melihat lonjakan 70 persen dalam sewa bulanannya dan sedang mempertimbangkan untuk pindah ke kota Asia lainnya.

Orang asing tanpa izin tinggal tetap mencapai 28 persen dari 5,6 juta penduduk Singapura, menurut data pemerintah. Sebagian besar cenderung menyewa rumah, membuat mereka rentan terhadap pasar tuan tanah yang sudah terlihat sejak 2022.

Sewa untuk properti pribadi di Singapura meningkat sekitar 30 persen tahun lalu, dengan kenaikan sewa perumahan mewah melebihi yang ada di London dan New York pada kuartal keempat, kata konsultan real estat Knight Frank, dikutip dari Reuters. Sewa properti pribadi naik 7,2 persen pada kuartal pertama tahun ini, setelah melonjak 7,4 persen pada kuartal terakhir tahun 2022.

James Ong, seorang assistant product engineer dari Malaysia yang bekerja di sebuah perusahaan penerbangan menerima tambahan 70 dolar Singapura (52,73 dolar AS) per bulan sebagai dukungan sewa dari perusahaannya, tetapi itu hampir tidak menutupi kenaikan 50 persen dari sewa bulanannya menjadi 4.000 dolar Singapura.

Dalam laporan survei yang diterbitkan pada Maret, Kamar Dagang Eropa di Singapura mengatakan sekitar 40 persen dari 268 perusahaan yang disurvei memberikan bantuan tambahan kepada karyawan lebih dari 1.500 dolar Singapura per bulan karena kenaikan sewa. Jika situasinya memburuk, 70 persen perusahaan-perusahaan siap memindahkan staf asing ke luar negeri, katanya.

Kenaikan pajak mengejutkan yang diumumkan bulan lalu atas pembelian properti oleh orang asing dapat membuat harga sewa tetap tinggi karena pembeli potensial sekarang akan terdorong untuk menyewa, mengimbangi beberapa dampak moderat dari langkah pemerintah untuk membangun lebih banyak rumah, menurut analis.

Menanggapi pertanyaan Reuters, pemerintah mengakui "kekhawatiran yang signifikan" tentang tren sewa yang katanya "sebanding dengan kota-kota besar". Tetapi kementerian pembangunan nasional dan dewan pembangunan ekonomi mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa harga akan turun karena lebih banyak rumah dibangun.

Perusahaan perekrutan mengatakan sebagian besar ekspatriat di Singapura tidak mendapatkan tunjangan perumahan karena perusahaan mengendalikan biaya mereka di tengah ekonomi global yang tidak pasti.

Mereka yang mendapatkan bantuan perumahan akan dibatasi 30 persen hingga 40 persen dari gaji bulanan mereka, kata Andrea Wong, direktur pelaksana di konsultan sumber daya manusia Robert Half.

Sachet Sethi, seorang manajer senior di perusahaan rekrutmen Robert Walters, mengatakan bahkan mereka yang berada dalam peran manajemen merasa kesulitan untuk mengatasi biaya.

"Untuk pergerakan manajemen senior, kandidat meminta bantuan perumahan daripada ekuitas atau saham untuk menutupi biaya yang meningkat," katanya, menambahkan bahwa kandidat dari luar negeri juga membutuhkan waktu lebih lama untuk memutuskan pindah ke Singapura.

Joshua Yim, kepala eksekutif di perusahaan perekrutan Achieve Group, mengatakan perusahaan semakin menawarkan opsi kerja jarak jauh untuk pekerja kerah putih dan beberapa memindahkan staf mereka ke kota-kota yang lebih murah seperti Kuala Lumpur dan Bangkok.

Baca juga: Prospek ekonomi Singapura tidak pasti, hadapi risiko penurunan
Baca juga: Singapura pakai teknologi tinggi tanam stroberi di Malaysia, Thailand
Baca juga: Atraksi terkini Singapura, ada Bird Paradise rumah bagi 3.500 burung

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023