Tim kami juga berhak atas kemenangan ini, kami mengurangi `turnovers` dan bermain selama 48 menit,"
Kulon Progo (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Minggu, mengimbau warga untuk waspada terhadap angin kencang atau angin puting beliung yang belakangan menerjang wilayah setempat.

Sultan mengatakan, musim panca roba ini, pasti ada puting beliung atau angin kencang. "Wilayah DI Yogyakarta dikelilingi Pegunungan Menoreh, sebelah utara ada Gunung Merapi dan sebelah Timur ada Pegunungan Seribu sehingga angin yang masuk DIY berputar, " kata Sri Sultan di Yogyakarta, Minggu.

"Jadi kalau pohon roboh tidak satu arah dan akar akan terangkat. Memang masyarat perlu hati-hati dan waspada, kami tidak dapat memprediksikan terjadinya puting beliung," kata Sultan disela-sela kunjungannya ke korban angin kencang Basuki Widodo di Ngestiharjo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo.

Sultan bersama jajaran pejabat pemerintah DIY dan bersama Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo, Wakil Bupati, Sutedjo dan jajaran pejabat pemkab Kulon Progo meninjau dua lokasi rumah warga yang rusak parah akibat angin kencang yakni rumah Sarjiko Desa Jatirejo, Lendah dan Basuki Widodo Desa Ngestiharjo, Kecamatan Wates.

Melihat rumahnya Basuki Widodo yang dekat dengan kadang ternak sapi yang menimbulkan bau tidak sedap, Sultan meminta warga yang memiliki sapi membuat kandang yang dipusatkan di tanah kas desa. Kandang sapi ini bertujuan untuk menghilangkan bau tidak sedap, menyehatkan lingkungan tetapi juga dapat menjadi tenaga listtrik dan biogas yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat.

"Penanganan rumah warga yang rusak sudah ditangani oleh pemerintah kabupaten. Tapi kalau warga yang memiliki sapi minta dibuatkan kandang, nanti saya buatkan. Kandang sapi sangat banya manfaatknya," kata Sultan.

Sultan mencontohkan pemerintah DIY telah membuatkan kandang sapi bagi warga yang tinggal rumah hunian tetap (Huntap) Lerang merapi. Di samping selatan Huntap terdapat tanah kosong sehingga tercetus ide untuk membuat kandang sapi terpadu yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik dan masak bagi warga penghuni.

"Kami membangun delapan biogas yang dihasilkan dari 50 ekor sapi. Setiap biogas mampu menghasikan tenaga listrik 3.000 watt, jadi jika dikalikan delapan, maka hasilnya mencapai 24 ribu watt," kata dia.

Camat Wates, Sri Utama mengemukakan, di Kecamatan Wates terdapat 13 titik lokasi kejadian yang mengakibatkan rumah warga rusak ringan hingga berat. Pemerintah kecamatan telah membagikan logistik kepada warga yang menjadi korban.

(KR-STR/N001)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013