Baghdad (ANTARANews) - Menteri Keuangan Irak Rafa al-Essawi, yang terlibat dalam perselisihan dengan Perdana Menteri Nuri al-Maliki, selamat dalam serangan yang tampaknya usaha pembunuhan, Minggu, ketika konvoinya menghantam bom pinggir jalan.

Konvoi Essawi sedang bepergian antara kota-kota Fallujah dan Abu Ghraib, sebelah barat Baghdad, ketika bom itu meledak sekitar pukul 19.00 (pukul 23.00 WIB), kata dua pejabat keamanan yang tidak bersedia disebutkan namanya, lapor. AFP.

Tidak ada anggota rombongan Essawi yang terluka dalam ledakan itu, namun beberapa kendaraan dalam konvoi tersebut rusak, kata pejabat-pejabat itu.

Pemboman itu berlangsung di tengah krisis politik. Demonstrasi anti-pemerintah selama beberapa pekan ini di daerah-daerah yang berpenduduk mayoritas Sunni Arab telah memperkuat penentangan terhadap Maliki (Syiah).

Maliki berselisih dengan mitra-mitra pemerintahnya di blok Iraqiya yang didukung Sunni karena tuduhan bahwa ia otoriter dan sektarian, menjelang pemilihan umum tingkat provinsi.

Gelombang protes, yang mengecam penyalahgunaan undang-undang anti-teror, dilakukan setelah pasukan Irak menangkap sedikitnya sembilan pengawal Esawi. Demonstran mengklaim bahwa mereka menjadi sasaran serangan oleh pemerintah yang dipimpin Syiah.

Essawi, seorang anggota ternama blok Iraqiya, mengatakan, penahanan pengawalnya bermotif politis dan Maliki dengan sengaja menyulut perselisihan.

Ulama berpengaruh Syiah, Moqtada al-Sadr, yang kubunya memiliki 40 kursi parlemen dan lima kursi menteri, juga telah terang-terangan menentang Maliki.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.

Para ulama Sunni memperingatkan bahwa Maliki sedang mendorong perpecahan sektarian, dan pemrotes memadati jalan-jalan Irak dengan membawa spanduk yang mendukung Hashemi dan mengecam pemerintah.

Pejabat-pejabat Irak mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Wakil Presiden Tareq al-Hashemi pada 19 Desember 2011 setelah mereka memperoleh pengakuan yang mengaitkannya dengan kegiatan teroris.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak Mayor Jendral Adel Daham mengatakan pada jumpa pers, pengakuan para tersangka yang diidentifikasi sebagai pengawal Hashemi mengaitkan wakil presiden tersebut dengan pembunuhan-pembunuhan dan serangan.

Surat perintah penangkapan itu ditandatangani oleh lima hakim, kata Daham.

Puluhan pengawal Hashemi, seorang pemimpin Sunni Arab, ditangkap dalam beberapa pekan setelah pengumuman itu, namun tidak jelas berapa orang yang kini ditahan.

Hashemi, yang membantah tuduhan tersebut, bersembunyi di wilayah otonomi Kurdi di Irak utara, dan para pemimpin Kurdi menolak menyerahkannya ke Baghdad.

Pemerintah Kurdi bahkan mengizinkan Hashemi melakukan lawatan regional ke Qatar, Arab Saudi dan Turki.(M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013