Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kelompok Kerja Vokasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Heru Dewanto mengatakan perusahaan-perusahaan berbasis teknologi menjadi salah satu kontributor utama yang mampu menghasilkan talenta digital Indonesia yang kompeten.

Berapa program pelatihan perusahaan teknologi yang berhasil melatih talenta digital diantaranya Program Generasi Gigih GOTO, Digital Talent Scholarship Google, Pelatihan Data, AI, Security Microsoft, serta Magang bersertifikat, Pengembangan R&D, Pelatihan Data, Business, Software Development milik Bukalapak.

“Dengan adanya teknologi digital ini, peluang untuk bisa melompat sebetulnya, karena itulah menurut saya dunia digital dengan startup-startup inilah yang jadi peluang untuk bisa lompat  berkompetisi secara sejajar dengan negara-negara lain,” kata Heru di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, pemanfaatan teknologi digital di Indonesia saat ini masih belum bisa dikatakan optimal. Hal tersebut dikarenakan pemanfaatannya masih didominasi pada sektor konsumsi dibandingkan produksi.

“Tak dipungkiri Indonesia memiliki sumber daya manusia yang sangat besar karena kita ada di tengah puncak demografi hari ini. Kalau kita lihat jumlah unicorn di Indonesia itu ada empat, tapi kita lihat juga kebangkitan ekonomi digital berada di sektor konsumsi. Seberapa jauh ekonomi digital ini dimanfaatkan ke sektor produksi? Itu yang masih belum terlihat,” ujar Heru.

Heru memberikan contoh berdasarkan data Technology Hub, dari 11 kota besar di dunia yang terklasifikasi Tech Hub, kota di Indonesia belum masuk dalam daftar tersebut. Hal itu menunjukkan masih perlunya peningkatan pemberdayaan teknologi oleh masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang baik antara pemerintah, sektor swasta, serta dari masyarakat sendiri.

Heru memaparkan beberapa pemberdayaan yang dapat dikembangkan pemerintah. Pemberdayaan pertama dimulai dari aspek pasar. Pemerintah perlu menilai apakah infrastruktur serta lapangan pekerja di Indonesia telah cukup mapan untuk menyerap talenta-talenta yang ada.

Kedua, diperlukan adanya penyelarasan antara yang diproduksi dengan kebutuhan industri.

Ketiga, Indonesia perlu lebih terbuka terhadap pangsa pasar di luar negeri untuk mempelajari kebutuhan talenta digital untuk memenuhi pasar dunia.

“Untuk itu kita perlu melihat juga, kalau kita melihat Indonesia harus membuka diri, karena kita adalah negara besar, populasi terbesar di dunia, kita perlu juga melihat pasar yang di luar negeri untuk mengukur seberapa jauh talenta digital ini mampu memenuhi pasar dunia,” pungkasnya.

Baca juga: SEEK: Talenta teknologi Asia percaya diri walau pasar kerja turun
Baca juga: USAID luncurkan program TALENTA untuk perkuat digitalisasi Indonesia
Baca juga: Kadin-Indosat kolaborasi kembangkan talenta digital Tanah Air
Baca juga: Menko Airlangga: Indonesia masih butuh 9 juta talenta digital


Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023