Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anindito Aditomo mengatakan fitur baru dalam platform Rapor Pendidikan versi 2.0 mempermudah sekolah melakukan perencanaan berbasis data.

“Platform Rapor Pendidikan ini menjadi alat bagi satuan pendidikan untuk melakukan proses Identifikasi, Refleksi, dan Benahi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,” katanya di Jakarta, Rabu.

Anindito menjelaskan Kemendikbudristek telah melaksanakan Asesmen Nasional (AN) yang mengukur kualitas hasil belajar literasi, numerasi dan karakter, serta kualitas lingkungan belajar di seluruh satuan pendidikan di Indonesia.

Baca juga: Nadiem: Platform Rapor Pendidikan bantu 284 ribu satuan pendidikan

Hasil Asesmen Nasional itu disampaikan sebagai umpan balik dan dasar melakukan perencanaan berbasis data melalui Platform Rapor Pendidikan yang pada akhirnya menjadi alat bagi satuan pendidikan untuk melakukan proses identifikasi, refleksi, dan membenahi kualitas pembelajaran.

Tak hanya itu, Kemendikbudristek terus melakukan evaluasi dengan menjaring masukan dan aspirasi dari para pemangku kepentingan guna mengoptimalkan pemanfaatan platform.

Evaluasi tersebut mendorong Kemendikbudristek melakukan penyempurnaan platform Rapor Pendidikan secara berkelanjutan, sehingga satuan pendidikan memperoleh bantuan yang semakin relevan dalam merencanakan pembenahan.

Platform Rapor Pendidikan Versi 2.0 telah dirilis dan dapat dimanfaatkan oleh satuan pendidikan, mulai dari PAUD, pendidikan dasar, menengah, SLB, hingga vokasi dengan beragam fitur baru di dalamnya.

Platform Rapor Pendidikan kini hadir dengan proses identifikasi yang lebih ringkas, refleksi akar masalah yang lebih komprehensif, serta membantu satuan pendidikan melakukan pembenahan dengan beragam inspirasi aksi pembenahan yang lebih mendorong aksi nyata.

Dalam proses identifikasi masalah, satuan pendidikan dapat mempelajarinya secara lebih ringkas melalui Halaman Ringkasan yang berisi deskripsi kondisi satuan pendidikan.

Baca juga: Nadiem rilis platform Rapor Pendidikan versi 2.0

Ada pula fitur enam indikator prioritas bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta fitur delapan indikator prioritas bagi jenjang SMK.

Selain itu, warna indikator kini menjadi tiga warna saja, yakni warna merah untuk kondisi yang kurang, kuning untuk kondisi sedang, dan hijau untuk kondisi yang sudah baik.

“Di dalam setiap kartu indikator, satuan pendidikan dapat menemukan perbandingan hasil capaian dengan tahun sebelumnya,” ujarnya,

Lalu, ada tombol Arti Capaian Saya untuk membantu satuan pendidikan dalam memahami skor dari setiap indikator dan dari mana sumber datanya.

Selain itu, satuan pendidikan dapat mengetahui posisi satuan pendidikannya dibanding satuan pendidikan lainnya.

Sementara itu, dalam proses refleksi akar masalah kini menjadi lebih komprehensif yang dapat dipelajari melalui halaman Akar Masalah.

Pada halaman itu, satuan pendidikan dapat menemukan deskripsi indikator prioritas, empat kartu akar masalah utama dan berbagai komponen akar masalah.

Baca juga: Rapor Pendidikan, mudahkan sekolah lakukan perencanaan

Baca juga: Nadiem: Platform Rapor Pendidikan mudah dipahami satuan pendidikan


Satuan pendidikan kemudian diajak untuk berhenti dan merefleksikan sejenak mengenai capaian indikator prioritasnya.

Tak hanya itu, satuan pendidikan pun dapat mengunduh laporan lengkapnya dalam format excel serta dapat menggali beragam Inspirasi Benahi yang lebih mendorong aksi.

Susunan inspirasi benahi juga sudah disesuaikan dan dimulai dengan indikator akar masalah yang paling mendesak serta dilengkapi dengan tautan langsung ke langkah pembenahan konkret seperti Pelatihan Mandiri.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023