Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Paru RSPI Sulianti Saroso Jakarta Faisal Rizal Matondang meminta masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan untuk memproteksi diri, meskipun status kedaruratan COVID-19 telah dicabut.

“Meski ketentuan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (Public Health Emergency International of Concern/PHEIC) dari COVID-19 dicabut, respons yang kita harapkan dari masyarakat adalah tetap melaksanakan protokol kesehatan untuk memproteksi diri,” kata Faisal dalam Siaran Sehat yang diikuti di Jakarta, Rabu.

Baca juga: RSPI: Masa transisi endemi waktu yang patut diwaspadai masyarakat

Faisal menuturkan protokol kesehatan merupakan "tameng tubuh" yang paling murah dan paling mudah dilakukan dalam menghadapi suatu virus yang mewabah. Misalnya, memakai masker, rajin mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengikuti vaksinasi yang masih disediakan secara gratis oleh pemerintah.

Penerapannya tidak dapat dikatakan hanya terikat selama menghadapi COVID-19 saja, melainkan penyakit menular lainnya seperti Tuberkulosis (TB) yang kini jumlah kasusnya membuat Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia.

“Indonesia menduduki peringkat dua di dunia dalam hal pasien TB terbanyak. Jadi, harus tetap berlaku seperti tadi, karena kita ingin pandemi berakhir, jangan hanya berkurang-kurang saja kasusnya. Kalau sewaktu-waktu juga bisa merebak dan menularkan pada orang lain. Protokol kesehatan merupakan kebijakan baik yang harus terus dilanjutkan,” ucapnya.

Baca juga: RSPI: Pemerintah perlu buat peta jalan untuk hadapi pandemi berikutnya

Faisal menyoroti munculnya varian baru yang kemudian menempatkan sejumlah kelompok dalam masyarakat menjadi lebih rentan.

"Apalagi sudah ditemukan subvarian Arcturus atau XBB.1.16 yang memiliki tingkat penularan amat cepat dibanding varian-varian terdahulunya. Bila masyarakat abai, Indonesia bisa kembali terjatuh menghadapi keparahan pandemi dan kematian yang meningkat," katanya.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat agar memahami bahwa protokol kesehatan bukan cara untuk menghadapi COVID-19 saja, melainkan juga mencegah penyakit-penyakit lama muncul kembali ke permukaan yang mampu menimbulkan wabah baru yang lebih ganas.

Baca juga: RSPI minta masyarakat tak salah tanggapi pernyataan WHO soal pandemi

“Ada orang yang punya komorbid yang nanti akan memperberat kalau dia kena COVID-19. Jadi, tetap melaksanakan protokol kesehatan, dan kita tunggu regulasi-regulasi dari pemerintah,” katanya.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023