Pekanbaru (ANTARA News) - Sebuah raket nyamuk menyebabkan satu gudang penyimpanan gas elpiji  di Pekanbaru meledak dan  menghanguskan dua bangunan di sebelahnya.

"Awalnya anak saya, Riska (18), bermain raket nyamuk di depan dekat ruko penyimpanan gas elpiji," kata Taufik (62), pemilik gudang elpiji tersebut.

Taufik ditemui di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru saat menjalani perawatan di salah satu kamar akibat mengalami luka bakar, Rabu.

Menurut Taufik, secara tidak disengaja raket nyamuk itu mengenai wadah penampungan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium yang juga dipajangnya di depan ruko gudang gas.

Ketika itu, Selasa (15/1) sekitar pukul 21.00 WIB, api yang berasal dari bensin itu  merembet ke dalam gudang hingga menyambar tabung berisikan gas yang tertumpuk di dalam gudang.

"Waktu itu, istri saya, Sopiyanti (60), juga tengah memindahkan bensin dari jerigen besar ke jerigen kecil untuk diecer," katanya.

Melihat api yang terus membesar hingga menimbulkan ledakan tabung gas, kata dia, sang istri kemudian berupaya melakukan penyelamatan terhadap anaknya yang sudah terbakar di bagian tangan.

Namun sial, menurut Taufik, secara tidak sengaja sang istri menendang jerigen berisikan bensin hingga kakinya turut terbakar.

"Ketika itu, saya juga langsung berusaha menyelamatkan anak dan istri yang tengah terbakar," katanya.

Namun ketika upaya itu dilakukan, diakui, dirinya juga turut terbakar di bagian lengan dan kaki. Api pun diakuinya kian membesar.

"Saya sama anak dan istri langsung ke luar rumah untuk menyelamatkan diri. Hanya satu unit mobil yang berhasil saya selamatkan," katanya.

Saat ini ketiga tengah dirawat di RS Awal Bros Pekanbaru karena mengalami luka bakar. Sementara akibat peristiwa itu, satu unit ruko dan rumah miliknya ludes terbakar beserta barang-barang berharga yang ada di dalamnya.

"Kecuali mobil Toyota Kijang Kapsul milik saya. Palingan harganya juga kurang dari Rp60 juta. Namun rumah dan ruko, saya harus kehilangan lebih satu miliar," katanya.

(KR-FZR/I006)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013