Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,2 persen dan menuju penurunan mingguan sebesar 0,8 persen
Sydney (ANTARA) - Saham Asia melemah pada awal perdagangan Jumat pagi, dan dolar mempertahankan keuntungannya dari aliran safe-haven, setelah data ekonomi yang lemah dari AS dan China memperbesar kekhawatiran perlambatan global, meskipun saham Jepang menguat.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,2 persen dan menuju penurunan mingguan sebesar 0,8 persen, tertekan oleh sejumlah data dari China yang menunjukkan pemulihan ekonomi yang lamban setelah pencabutan penguncian COVID.

Namun, indeks Nikkei Jepang menguat 0,8 persen ke level tertinggi sejak November 2021, didukung oleh laba yang kuat dari Nissan dan Honda. Nasdaq berjangka naik 0,3 persen sedangkan S&P 500 berjangka diperdagangkan 0,2 persen lebih tinggi.

Indeks saham unggulan China CSI 300 turun 0,1 persen pada awal perdagangan meskipun saham indeks Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,2 persen, dibantu oleh lonjakan 8,0 persen di raksasa e-commerce JD.com karena mengalahkan labanya dan perubahan kepemimpinan.

Pemulihan ekonomi China tampaknya kehilangan tenaga, dengan pinjaman bank baru jatuh tajam pada April, harga konsumen naik pada laju paling lambat dalam lebih dari dua tahun dan impor tiba-tiba berkontraksi, mendorong penurunan harga komoditas dari tembaga, bijih besi hingga minyak.

Selebihnya, data menunjukkan klaim pengangguran AS melonjak ke level tertinggi 1,5 tahun minggu lalu, sementara harga produsen naik pada kenaikan tahunan terkecil dalam lebih dari dua tahun, mengisyaratkan potensi perlambatan yang lebih mendadak di ekonomi terbesar dunia itu.

Data tersebut menambah keyakinan bahwa Federal Reserve hampir pasti akan menghentikan kenaikan suku bunganya pada pertemuan kebijakannya Juni, dengan pasar berjangka terus memperkirakan pemotongan sekitar 78 basis poin pada akhir tahun.

"Ini semacam latar belakang yang berantakan untuk pasar saham dan pasar investasi," kata Shane Oliver, kepala ekonom AMP di Sydney, mencatat pertumbuhan global yang lebih lemah dan kembalinya kekhawatiran bank, dikutip dari Reuters.

"Lapisan perak di awan adalah tekanan inflasi berkurang, yang menghilangkan tekanan dari bank sentral, meskipun bank sentral Inggris terus menaikkan (suku bunga)."

Ketakutan perbankan bergema semalaman. PacWest kembali memimpin penurunan di bank regional dengan penurunan tajam 23 persen semalam, setelah melaporkan simpanannya turun 9,5 persen minggu lalu.

Saham bank-bank besar AS juga lebih rendah setelah Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) AS mengatakan pemberi pinjaman besar akan menanggung biaya pengisian dana asuransi deposito yang disebabkan oleh kegagalan bank baru-baru ini.

Itu menarik Dow lebih rendah, meskipun Nasdaq menambahkan 0,2 persen, didukung oleh lonjakan 4,3 persen di Alphabet Inc di tengah peluncuran lebih banyak produk kecerdasan buatan.

Ketidakpastian seputar menaikkan plafon utang AS masih ada. Pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan anggota parlemen terkemuka yang telah dijadwalkan pada Jumat telah ditunda hingga awal minggu depan, dengan IMF memperingatkan bahwa gagal bayar AS akan memiliki "dampak serius" bagi ekonomi AS.

Dolar AS diuntungkan dari aliran safe-haven di tengah kekhawatiran pertumbuhan dan kekhawatiran perbankan, mempertahankan kenaikan 0,6 persen semalam di 102,05 terhadap sekeranjang mata uang.

Yuan China melayang di dekat level terendah dalam dua bulan di 6,948 per dolar, sementara sterling mencatat penurunan mendekati level terendah satu minggu di 1,2515 dolar.
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023