"KTT Ke-42 ASEAN mengangkat empat prioritas kerja sama, salah satunya penguatan arsitektur kesehatan," kata Muhadjir Effendy dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Penguatan arsitektur kesehatan melalui pendekatan One Health, kata dia, dilatarbelakangi oleh munculnya pandemi COVID-19 yang telah menyebabkan krisis multidimensi dan kerentanan kesehatan.
Oleh karena itu, deklarasi One Health menjadi salah satu inisiatif Indonesia di sektor kesehatan sebagai bagian dari pilar sosial budaya ASEAN, kata dia.
"Deklarasi One Health Initiative juga menekankan keterpaduan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan ke dalam sistem kesehatan untuk meningkatkan pencegahan dan respons terhadap pandemi di masa depan," kata Muhadjir.
Indonesia menekankan pentingnya pendekatan terintegrasi untuk mengatasi tantangan kesehatan yang kompleks, katanya.
Dia menambahkan bahwa selain isu kesehatan, Pilar Sosial Budaya ASEAN juga mencakup jejaring desa ASEAN dan pelindungan pekerja migran dalam situasi krisis.
Hal itu bertujuan untuk memajukan ASEAN yang inklusif dan tetap relevan dengan perkembangan isu global, menurut Muhadjir.
Sementara itu, Kepala Pusat Kebijakan Kesehatan Global dan Teknologi Kesehatan pada Kementerian Kesehatan Bonanza Perwira Taihitu mengatakan deklarasi tersebut juga menekankan perlunya berbagi pengalaman, pembelajaran, dan kemajuan, serta keterlibatan masyarakat di kawasan ASEAN terhadap pelaksanaan One Health.
Keberlanjutan program itu membutuhkan sumber daya yang memadai serta dukungan dari pemerintah, entitas non-pemerintah dan mitra pembangunan internasional, katanya.
"Penyusunan deklarasi telah melewati tahapan pembahasan intensif dan kolaborasi sektor manusia, kesehatan hewan, pertanian, kehutanan, lingkungan, dan pangan di negara anggota ASEAN," ujarnya.
Baca juga: Indonesia dorong one health perkuat arsitektur kesehatan ASEAN
Baca juga: Indonesia dorong komitmen one health lewat Pertemuan ASEAN
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023
