merupakan bagian dari upaya Dinas Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan di wilayah DKI Jakarta
Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengajak pemangku kepentingan (stakeholder) di bidang kesehatan untuk lebih berperan membantu  imunisasi anak agar cakupannya bisa lebih tinggi, merata, dan bermutu.

"Peran pasukan grass root (akar rumput) baik tingkat RT, RW, kader, tokoh masyarakat, dan tokoh agama sangat penting untuk menciptakan cakupan imunisasi yang tinggi, merata, dan bermutu,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati saat memberikan sambutan pada puncak acara Pekan Imunisasi Dunia (PID) tahun 2023 di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu.

Selain itu, Ani meminta agar puskesmas  lebih aktif bermitra dengan fasilitas kesehatan di wilayahnya untuk menyelesaikan anak-anak usia di bawah lima tahun yang belum lengkap imunisasinya.

“Mari bersama-sama kita lengkapi imunisasi setiap anak di Jakarta untuk menjadikan Indonesia memiliki generasi anak-anak emas sebagai penerus generasi kita semua," ucap Ani.

Menurut Ani, keberhasilan dalam melindungi anak-anak dari penyakit  merupakan bagian dari upaya Dinas Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan di wilayah DKI Jakarta.

Lebih lanjut, Ani menyebutkan bahwa penurunan cakupan imunisasi di Jakarta selama tahun 2020 dan 2021 menyebabkan beberapa penyakit kembali muncul dan meningkat seperti difteri, campak, TBC, dan lain-lain sebagainya.

“Saat ini, puskesmas aktif bermitra dengan fasilitas kesehatan di wilayahnya untuk melakukan jemput bola dan imunisasi kejar untuk anak yang belum lengkap imunisasinya sebelum berusia 5 tahun. Peran pasukan akar rumput (lapangan) RT, RW, kader, tokoh masyarakat dan tokoh agama sangat penting untuk menciptakan cakupan imunisasi yang tinggi, merata, dan bermutu,” ungkap Ani.

Lebih lanjut, Ani menyebutkan di DKI Jakarta Angka Kematian Ibu (AKI) pada 2020 menjadi 70,09/100 ribu Kelahiran Hidup, meningkat pada 2021 menjadi 76,49/100 ribu Kelahiran Hidup yang mana penyebab kematian ibu sebanyak 45,39 persen akibat COVID-19. Lalu, pada 2022 menjadi 74,80/100 ribu Kelahiran Hidup.

Angka Kematian Bayi (AKB) terus menurun sejak 2018 dari 3,14/1.000 Kelahiran Hidup menjadi 1,64/1.000 Kelahiran Hidup pada 2021 dan menjadi 4,37/1.000 Kelahiran Hidup pada 2022.

"Meskipun AKI dan AKB sudah lebih rendah dari target RPJMN 2019-2024 (pada 2024 Target AKI 183 dan AKB 16). Namun, kalau saya melihat keunggulan pada akses  fasilitas kesehatan di Provinsi DKI Jakarta, seharusnya AKI dan AKB dapat ditekan di bawah lagi, ucap Ani.

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga melakukan Peluncuran (Kick Off) Penguatan Kerjasama untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi bersama Program USAID Momentum Private Healthcare Delivery (MPHD) dengan melibatkan delapan organisasi profesi dan limavak asosiasi fasilitas kesehatan di Provinsi DKI Jakarta.
Baca juga: Pemprov DKI percepat program imunisasi rutin pada anak
Baca juga: Lebih dari 600 nakes di DKI Jakarta divaksin influenza kuadrivalen
Baca juga: Sudinkes Jakbar gencar data bayi belum imunisasi campak

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023