Jakarta (ANTARA News) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) mencatat laba bersih tahun buku 2005 senilai Rp7,99 triliun, atau naik 20,84 % dibanding tahun buku 2004 senilai Rp6,61 triliun. Publikasi Laporan Keuangan Telkom, di Jakarta, Kamis, menyebutkan bahwa laba usaha naik 17,7 % menjadi Rp17,17 triliun dibanding tahun 2004 yang senilai Rp14,59 triliun. Kenaikan laba bersih Telkom didorong melonjaknya pendapatan perusahaan dari sekitar Rp33,95 triliun pada akhir 2004 menjadi Rp41,81 triliun akhir 2005. Selama 2005, jasa seluler masih memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan Telkom, yaitu mencapai 40 %, atau Rp14,57 triliun, atau naik dibanding tahun 2004 senilai Rp10,42 triliun. Kemudian, Telkom membukukan pendapatan telepon tetap (fix phone) senilai Rp10,78 triliun, atau naik tipis dibanding tahun sebelumnya Rp10,65 triliun. Telkom mencatat, penyumbang ketiga terbesar dalam pendapatan mereka adalah layanan interkoneksi senilai Rp7,74 triliun, naik dari sebelumnya Rp6,19 triliun, sedangkan pendapatan dari Kerja Sama Operasi (KSO) merosot menjadi Rp588,65 miliar, dari tahun sebelumnya senilai Rp656,61 miliar. Selain itu, Telkom mencatat, pendapatan juga berasal dari layanan data dan internet yang meningkat pesat senilai 44 %, dari Rp4,8 triliun menjadi Rp6,93 triliun. Pendapatan Telkom dari divisi jaringan tercatat Rp586,64 miliar, turun dari tahun sebelumnua sebelumnya senilai Rp654,31 miliar, sementara itu Pola Bagi Hasil (PBH) meraup Rp302,28 miliar, atau naik dari Rp280,58 miliar dibanding tahun lalu. Laporan keuangan Telkom periode 2005 mengalami kelambatan akibat adanya penyesuaian standar akutansi keuangan, sementara laporan keuangan periode triwulan I 2006 sudah terbit pada awal April 2006. Dirut PT Telkom, Arwin Rasyid, mengatakan bahwa kelambatan penyajian laporan keuangan 2005 terkait peraturan Pedoman Standard Akutansi Keuangan (PSAK) 38 Revisi, yang mengharuskan penyajian kembali (restatement) laporan keuangan 2002 dan 2003. Arwin menambahkan, ada transaksi silang di antara PT Telkom dengan PT Indosat yang belum dimaksukkan pada laporan keuangan 2002-2003. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006