Bandung (ANTARA News) - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Yousana OP Siagian mengemukakan, luncuran awan panas dari Gunung Merapi yang terjadi pada Kamis pagi merupakan luncuran terjauh, yakni mencapai 4,5 kilometer dibandingkan luncuran sebelumnya yang hanya mencapai 3,5 kilometer. "Letusan pada Kamis pagi merupakan luncuran awan panas terjauh yang mencapai 4,5 kilometer sejak status Gunung Merapi ditetapkan menjadi `Awas` pada 13 Mei lalu," tuturnya kepada pers di Bandung, Kamis. Dikatakannya, luncuran awan panas yang terjadi hari Kamis pukul 08.15 WIB mencapai 4,5 kilometer, dan pada pukul 03.51 WIB sejauh empat kilometer, sedangkan letusan sebelumnya berkisar antara tiga sampai 3,5 kilometer. Luncuran awan panas pada Kamis pagi mengarah ke selatan atau alur Gendol, Klaten Jawa Tengah. Sedangkan desa terdekat dari jalur luncuran awan panas berada pada lima kilometer dari puncak gunung tersebut, yakni Kali Adem dan Kali Tengah. "Luncuran awan panas yang mengarah ke selatan itu tidak terlepas dari runtuhnya bagian atas `tanggul` Gegerbuaya, dan kami memberikan perhatian pada alur Gendol sambil tetap memperhatikan daerah lainnya," kata dia. Ia juga mengemukakan, pasca gempa bumi di Yogyakarta pada 27 Mei 2006 luncuran awan panas lebih dominan mengarah ke Kali Gendol dibanding sebelum terjadinya gempa bumi tersebut yang lebih banyak mengarah ke Kali Krasak. "Awan panas yang banyak masuk ke alur Gendol menyebabkan sebagian dari tanggul Gegarbuaya runtuh," ujarnya. Dikatakannya, berdasarkan pengamatan dengan helikopter pada 7 Juni 2006 teramati bahwa awan panas di sektor Gendol kemudian menuruni alur kali memasuki hulu Kali Gendol. "Dari pengamatan itu, kecil kemungkinan awan panas meluncur lurus dan memasuki hulu Kali Woro," katanya. Sejak terjadinya gempa bumi, aktivitas Gunung Merapi itu sendiri semakin meningkat, terlihat dari bertambahnya jumlah lava pijar dan awan panas, karena getaran gempa menggoyang magma yang ada di pipa magma, sehingga produksi gas menjadi lebih banyak, dan banyaknya gelembung gas berdampak pada semakin cepatnya magma yang mengarah ke permukaan. "Sejak gempa, pertumbuhan kubah lava lebih cepat, yakni sekitar 100 ribu meter kubik per hari, menandakan bahwa pasokan magma yang naik ke permukaan masih berlangsung dan meningkat. Pada 7 Juni 2006 diperkirakan tinggi kubah lava mencapai 112 meter dengan volume empat juta meter kubik," demikian Kepala PVMBG.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006