Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) hari Kamis mengukuhkan tiga professor riset bidang kimia, geologi dan fisika, masing-masing Prof.Dr.Soefjan Tsauri, Prof.Dr.Ir.Suparka dan Prof.Dr.Anung Kusnowo. "Pengukuhan professor riset atau professorial researcher adalah hal yang sudah rutin dilakukan oleh lembaga penelitian yang bersifat nasional di negara maju, misal Rusia, Jerman dan China," kata Kepala LIPI Umar Anggara Jenie usai pengukuhan profesor riset tersebut di Jakarta. Professor riset adalah professor yang mengkhususkan aktivitasnya hanya pada bidang penelitian keilmuan. Pidato pengukuhan professor riset di LIPI dilakukan oleh para peneliti yang telah menyandang jabatan Peneliti Utama (PU). "Sampai saat ini jumlah staf peneliti LIPI yang mempunyai jabatan PU baru sekitar 8-9 persen dari seluruh tenaga peneliti yang ada, jumlah professor risetnya juga baru 3-4 persen padahal idealnya minimal suatu lembaga penelitian punya 10 persen professor riset," katanya. Oleh karena itu, kata dia, LIPI aktif memacu staf penelitinya untuk mencapai jenjang professor riset untuk dapat memenuhi kuota minimal itu. Namun, upaya LIPI untuk memenuhi kuota menurut Umar tidak semata-mata mengejar kuantitas melainkan juga kualitas dari jabatan itu. "Tugas LIPI juga untuk selalu meningkatkan kualitas penelitiannya," katanya. Dalam rangka peningkatan kualitas, kata dia, pada 2006 LIPI tengah menggodok suatu proposal untuk membuka sekolah riset atau research school, yaitu selain menghasilkan hasil riset yang berkualitas tinggi maka LIPI juga akan dapat ikut menghasilkan lulusan S2 (pasca sarjana) dan S3 (doktor) yang dalam penyelenggaraannya akan bekerja sama dengan perguruan tinggi. Pada kesempatan itu Umar menyebut Chinese Academy of Sciences (CAS) --lembaga penelitian nasional China-- sebagai salah satu contoh lembaga penelitian yang maju karena disamping memiliki divisi akademik juga memiliki universitas dan melakukan investasi dengan mendirikan lebih dari 430 industri berbasis ilmu pengetahuan dan tehnologi. "Jika dibandingkan dengan pencapaian CAS maka sudah sewajarnya LIPI harus belajar dari keberhasilan itu. Harapannya dengan makin banyak jumlah dan kualitas PU maka itu akan tercapai," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006