Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan meluncurkan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal dalam upaya mencegah stunting pada anak.

"Pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal merupakan rangkaian dari titik krusial dalam upaya pencegahan stunting," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi pada acara peluncuran program di Jakarta, Rabu.

Maria menjelaskan, Program PMT berbahan pangan lokal merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menekan angka kasus stunting yang masih di angka 21,6 persen dan angka kasus wasting yang masih di angka 7,7 persen.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan akibat masalah gizi kronis yang menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata tinggi badan normal anak-anak pada usia yang sama.

Sedangkan wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu sehingga berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan. 
 
Maria mengatakan bahwa angka kasus stunting pada tahun 2022 berhasil diturunkan sebesar 2,8 persen dari tahun sebelumnya, sedangkan angka kasus wasting selama kurun itu justru meningkat sebesar 0,6 persen.

"Maka dari itu, strateginya kita ubah dengan mengarahkan program ini kepada anak-anak yang wasting, yang berat badannya tidak naik," katanya.

Dengan mengarahkan program pada anak-anak yang mengalami wasting, ia mengatakan, targetnya stunting bisa dicegah sehingga angkanya dapat menurun.

Ia menyampaikan bahwa peluncuran Program PMT berbahan pangan lokal juga dimaksudkan untuk mendorong keterlibatan berbagai pihak di tingkat kabupaten/kota dalam upaya penanggulangan stunting, termasuk upaya perbaikan gizi ibu dan balita.

"Kami berharap peluncuran program ini jadi momentum bagi percepatan perbaikan gizi ibu dan balita," demikian Maria Endang Sumiwi.

Baca juga:
BKKBN bagikan makanan tambahan kepada ibu hamil dan baduta di Temanggung
BKKBN: Pastikan makanan tambahan dikonsumsi ibu dan bayi

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023