Greenback tergelincir 0,15 persen menjadi 137,715 yen pada awal pekan
Tokyo (ANTARA) - Dolar mengalami penurunan terhadap yen dan euro di awal sesi Asia pada Senin pagi, menyusul kegagalan mengejutkan dalam negosiasi pagu utang AS dan setelah ketua Federal Reserve Jerome Powell mengindikasikan preferensi untuk memperlambat kenaikan suku bunga.

Greenback tergelincir 0,15 persen menjadi 137,715 yen pada awal pekan, setelah menghentikan kenaikan beruntun enam hari pada Jumat (19/5/2023) dan mundur dari puncak enam bulan.

Euro bertambah 0,14 persen menjadi 1,0822 dolar, memperpanjang kenaikan Jumat (19/5/2023), ketika bangkit dari level terendah tujuh minggu.

Investor sekarang menunggu pertemuan penting antara Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy untuk membahas plafon utang pada Senin.

Negosiasi antara kedua belah pihak tiba-tiba terhenti pada Jumat (19/5/2023) dengan negosiator Republik keluar dari pertemuan. Meskipun pembicaraan akhirnya dilanjutkan, tidak ada pihak yang mengutip kemajuan apa pun, menekan dolar lebih rendah.

Banyak analis mata uang mengatakan nyerempet bahaya diharapkan menuju "tanggal-X" yang nyata pada awal Juni, ketika Departemen Keuangan kemungkinan akan kehabisan uang.

"Apakah kita belum pernah melihat film ini sebelumnya?" Ahli strategi National Australia Bank Rodrigo Catril mengatakan dalam catatan klien, sementara ahli strategi Westpac Sean Callow menyebutnya "cegukan."

Garis besar kesepakatan sudah terlihat, kata Callow, dikutip dari Reuters.

Sebaliknya, dolar lebih cenderung didorong oleh prospek Fed, dan "preferensi Powell untuk jeda pada Juni harus lebih besar daripada catatan hawkish dari presiden Fed regional, meninggalkan DXY dalam aksi jual," tambah Callow, mengacu pada indeks dolar AS.

Powell mengatakan pada konferensi bank sentral di Washington pada Jumat (19/5/2023) bahwa kondisi kredit yang lebih ketat berarti "suku bunga kebijakan kami mungkin tidak perlu naik sebanyak yang seharusnya untuk mencapai tujuan kami," meskipun dia menegaskan kembali bahwa keputusan akan dibuat "pertemuan demi pertemuan. "

Pedagang pasar uang telah mengurangi taruhan untuk kenaikan pada 14 Juni menjadi hanya 9,0 persen.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,04 persen menjadi 103,00, setelah mencapai 103,63 minggu lalu untuk pertama kalinya sejak 20 Maret.

Callow dari Westpac memproyeksikan indeks bisa turun menuju 101 dalam beberapa hari atau minggu mendatang, "terutama karena keputusan ECB yang sedang berlangsung tentang inflasi."

Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan pada Jumat (19/5/2023) para pejabat perlu "bersiap" untuk "suku bunga tinggi yang berkelanjutan" untuk mencapai target inflasi.

Di tempat lain, sterling naik 0,14 persen menjadi 1,2464 dolar, melanjutkan pemulihannya dari level terendah tiga minggu minggu lalu.

Dolar Australia naik 0,06 persen menjadi 0,6655 dolar AS, sedangkan dolar Selandia Baru naik 0,13 persen menjadi 0,62835 dolar AS.

Yuan China sedikit berubah dalam perdagangan luar negeri di 7,0334, menyusul rebound akhir pekan lalu dari level terendah hampir enam bulan di 7,0750 per dolar, didukung oleh komentar bank sentral bahwa pihaknya akan mengekang fluktuasi nilai tukar yang besar.

Baca juga: Yuan terangkat 199 basis poin menjadi 7,0157 terhadap dolar AS
Baca juga: Dolar jatuh karena Fed isyaratkan jeda Juni, pembicaraan utang macet
Baca juga: Emas hentikan kerugian 3-sesi, pembicaraan pagu utang AS mandeg lagi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023