Kairo (ANTARA News) - Oposisi Mesir pada Sabtu mengancam akan memboikot pemilihan parlemen mendatang jika Presiden Mohamed Moursi tidak menemukan "penyelesaian menyeluruh" untuk krisis yang melanda negara itu.

Front Penyelamatan Nasional (NSF), koalisi partai-partai utama dan gerakan-gerakan yang menentang kelompok Islam yang berkuasa, menyerukan pembentukan pemerintah "keselamatan nasional", dan mengatakan bahwa selain itu pihaknya tidak akan berpartisipasi dalam pemilihan parlemen berikutnya."

Pernyataan itu terjadi pada saat Moursi menghadapi krisis terburuk sejak dia mengambil alih kekuasaan pada Juni.

Bentrokan di kota kanal Port Said menyebabkan sedikitnya 22 tewas, sehari setelah sembilan orang tewas dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa anti-Moursi.

NSF mengutuk kematian dalam apa yang disebut "gelombang baru revolusioner" dan meminta rakyat Mesir untuk melakukan protes secara damai.

Pihaknya menyerukan pembentukan pemerintah baru keselamatan nasional, komite hakim untuk mengamandemen konstitusi yang dianggap "nihil" dan penembakan jaksa agung yang ditunjuk oleh Moursi.

Jika kondisi ini tidak terpenuhi "dalam beberapa hari mendatang", NSF "akan menyeru rakyat Mesir untuk menggelar aksi protes pada Jumat guna menurunkan konstitusi" dan menyerukan bagi pemilihan dini presiden.

Sebuah konstitusi Islam yang disusun telah diadopsi pada Desember, tetapi oposisi mengatakan undang-undang dasar tersebut gagal melindungi hak-hak penting warga negara.

(H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013