"Peluang terbuka lebar bagi kedua negara untuk membangun poros Jakarta dan Islamabad."
Islamabad (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Pakistan berpeluang dapat memainkan peran lebih besar secara bersama dalam menyelesaikan sejumlah masalah di Afghanistan, kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Pakistan, Burhan Muhammad.

"Peluang terbuka lebar bagi kedua negara untuk membangun poros Jakarta dan Islamabad agar masalah terorisme dan arus pengungsi yang terjadi akibat kemelut politik berkepanjangan di Afganistan segera teratasi," ujarnya kepada enam wartawan Indonesia yang diundang Pemerintah Pakistan, di Islamabad, Selasa.

Menurut dia, stabilitas politik diperlukan di Afganistan, terutama menjelang dan pasca-ppenarikan pasukan Amerika Serikat (AS) bersama sekutunya, seperti yang telah dinyatakan Presiden AS, Barrack Obama, beberapa waktu lalu.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan, menurut dia, adalah membangun sikap saling percaya antara pemerintah Pakistan dan rezim berkuasa di Afganistan mengenai keterlibatan Pakistan yang ikut menanggung beban berupa pengerahan pasukan di tapal batas kedua negara untuk menjaga keamanan.

Selain itu, Pakistan juga menanggung beban ekonomi akibat masuknya jutaan pengungsi Afghanistan.

Pakistan pernah mengumumkan harus menempatkan sekira 150.000 personel militernya untuk menjaga keamanan dan mencegah kemungkinan serangkaian aksi teroris di sepanjang perbatasan dengan Afganistan.

Sekira 7.000 anggota pasukan Pakistan dan polisi, serta 37.000 warga sipil dilaporkan tewas menjadi korban dalam berbagai aksi terorisme selama tiga dekade terakhir.

Dalam diskusi dengan pimpinan dan peneliti dari Institut Kebijakan Riset Islamabad (IPRI) di Islamabad pada hari yang sama terungkapkan bahwa aksi-aksi terorisme merupakan ancaman serius bagi Pakistan.

"Kami salah satu negara yang menjadi korban terbesar aksi-aksi teroris sehingga merasakan betul dan menderita akibat aksi-aksi tersebut," kata Ketua IPRI, Dr. Noorul Haq.

Pakistan melancarkan aksi memerangi terorisme melalui pendekatan secara komprehensif melalui penerapan kegiatan dari konsep tiga D, yakni deterence, development and dialogue (penangkalan, pembangunan dan dialog).
(T.N001)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013