Jakarta (ANTARA) - Sinar Mas Agribusiness and Food mengklaim program pemberdayaan petani sawit melalui program Sawit Terampil mampu meningkatkan produktivitas menjadi 14 persen setelah menerima pelatihan.

“Dari 18,5 ton per hektare per tahun menjadi 21,02 ton setelah menerima pelatihan,” sebut Senior Expert for Traceability and Responsible Sourcing Sinar Mas Agribusiness and Food Wahyu Wigati Wijayanti dalam diskusi media di Jakarta, Jumat.

Sinar Mas mencatat peningkatan produktivitas tertinggi terlihat pada kelompok umur perkebunan 21-25 tahun dengan peningkatan produksi sebesar 19 persen. Sedangkan pada kelompok usia perkebunan yang muda yakni 1-5 tahun dan 6-10 tahun, peningkatan produktivitas tidak terlalu terlihat.

Wahyu menuturkan program Sawit Terampil yang diinisiasi sejak 2020 itu bertujuan untuk memberikan pembinaan kelompok dan bimbingan individu untuk membantu meningkatkan praktik-praktik pertanian.

Pembinaan kepada petani sawit dengan menggandeng lembaga penelitian dan mitra tersebut dilatarbelakangi oleh persentase jumlah petani sawit yang merupakan petani swadaya. Dari total 2,7 juta petani swadaya, sebanyak mengelola 41 persen area perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Namun, banyak petani yang tidak memiliki akses terhadap pelatihan agronomi formal, pengetahuan administratif, dan dukungan yang dapat membantu meningkatkan praktik-praktik pertanian mereka dan memenuhi persyaratan sertifikasi.

“Sawit Terampil telah dirancang untuk menjawab tantangan-tantangan ini. Pada akhir kuartal pertama tahun 2023, proyek ini telah menjangkau sekitar 4.800 petani dengan kesempatan pelatihan dan pembinaan, yang telah melampaui target 4.500 peserta yang ditetapkan untuk akhir tahun 2023,” ucapnya.

Selain itu, lebih dari 6.600 sesi pelatihan telah dilaksanakan dengan total lebih dari 11.600 jam pelatihan sejak inisiatif ini diluncurkan yang dilaksanakan di daerah Aceh dan Sumatera Utara.

Lebih lanjut Wahyu menyampaikan, petani sawit juga mendapat berbagai pengetahuan untuk meningkatkan keterampilan petani dalam menanam dan merawat sawit.

“Mereka juga siap untuk sertifikasi. Saat ini 520 petani sendiri siap untuk disertifikasi dan kita sudah daftarkan ke Sekretariat RSPO untuk kita proses keanggotaannya,” tuturnya.

Head of Sustainability and Strategic Projects, Sinar Mas Agribusiness and Food Götz Martin mengungkapkan petani swadaya sangat rentan terhadap ancaman ketidakpastian ekonomi dan perubahan iklim. Sektor pertanian yang berkelanjutan dan tangguh dapat memberikan stabilitas yang dibutuhkan untuk memitigasi risiko-risiko ini.

“Sawit Terampil dirancang untuk membantu melindungi petani swadaya dari tekanan-tekanan ini. Dengan memberdayakan mereka dengan keterampilan dan pengetahuan, kami bertujuan untuk membangun ketangguhan diantara para petani swadaya dan membekali mereka dengan kemampuan untuk menjaga stabilitas dalam menghadapi perubahan,” ucap dia.

Secara garis besar, Sawit Terampil dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan mendukung petani untuk menerapkan praktik-praktik pertanian terbaik. Kedua, mengurangi penggunaan pupuk kimia, pestisida sintetis, dan herbisida, petani dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan.

Baca juga: Sebanyak 520 petani sawit siap disertifikasi RSPO lewat Sawit Terampil

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023