Jakarta (ANTARA) - Kemampuan daya gerak merupakan salah satu dari beberapa kapasitas intrinsik yang perlu diperhatikan dan dikembangkan dalam kehidupan kelompok lanjut usia (lansia) karena seseorang yang cenderung tidak banyak bergerak akan rentan terhadap berbagai jenis penyakit.

"Mobilitas gerak memiliki dampak yang sangat besar terhadap kondisi sarkopenia, yaitu penurunan massa dan kekuatan, fungsi otot, dan kemampuan gerak. Kalau sudah sarkopenia, maka lansia jadi gampang rapuh dan sakit, serta status fungsional tidak bisa mandiri. Kalau sakit, lama sembuhnya. Jadi, ayo bergerak," kata Ketua Umum Pergemi, Dr. dr. Nina Kemala Sari, Sp.PD, K-Ger, MPH., pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia bekerja sama dengan Nestlé Health Science (NHS) di Jakarta, Senin.

Baca juga: Pakar: "Post power syndrome" dapat sebabkan lansia depresi terselubung

Nina lantas mengutip pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization yang menyebutkan bahwa meningkatkan kapasitas intrinsik dan status fungsional pada kelompok lansia merupakan hal yang amat penting.

Kapasitas intrinsik, kata Nina, adalah kemampuan fisik dan mental yang ada di dalam setiap individu. Sedangkan status fungsional, berhubungan dengan kegiatan berinteraksi lingkungan sekitar yang memampukan kelompok lansia untuk bisa memiliki fungsi dalam kehidupan sehari-hari.
 
Ketua Umum Pergemi, Dr. dr. Nina Kemala Sari, Sp.PD, K-Ger, MPH., pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)


 "Dalam melihat kesehatan lansia bukan hanya fokus pada penyakit, namun yang lebih penting adalah bagaimana bisa meningkatkan kapasitas intrinsik dan status fungsional. Ada beberapa kapasitas intrinsik yang perlu diperhatikan dan dikembangkan dalam kehidupan seorang lansia," bebernya.

Baca juga: Psikiater ingatkan peran keluarga sangat penting atasi depresi lansia

Selain mobilitas, jelas Nina, beberapa kapasitas intrinsik lain yang perlu diperhatikan dan dikembangkan bagi kelompok lansia di antaranya kapasitas daya pikir kognitif, kapasitas vitalitas (status nutrisi), kapasitas penglihatan dan pendengaran, serta kemampuan mental.

"GSS Lansia telah diteliti oleh teman-teman dari Divisi Geriatri Penyakit Dalam dan Departemen Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran UI-RSCM, bersama Pergemi, serta Nestlé. Mari kita menggaungkan manfaat kegiatan senam terhadap kemampuan gerak. Kesadaran dari setiap individu untuk menjaga kesehatan dan menyiapkan diri adalah hal terpenting," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia, Sufintri Rahayu, mengatakan bahwa pihaknya merasa bangga dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk membantu agar kehidupan kelompok lansia menjadi lebih baik, sebagai wujud nyata memperingati Hari Lanjut Usia Nasional 29 Mei.

Baca juga: Dokter Jiwa: Kenali gejala depresi terselubung pada lansia

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik tahun 202, kata Sufintri, populasi kelompok lansia di Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu. Sementara itu, perhatian yang diberikan kepada kelompok tersebut masih sangat terbatas.
Peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia kolaborasi Pergemi dengan Nestlé Health Science di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)


"NHS percaya bahwa para lansia berhak mendapatkan perhatian dan layanan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini sejalan dengan tujuan kami yaitu menggunakan potensi makanan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap individu saat ini dan generasi mendatang," paparnya.

Sebelumnya pada tahun 2022, NHS telah menghadirkan kampanye "Gerakan 4 Sehat 5 Bahagia" untuk menginspirasi kelompok lansia untuk senantiasa memastikan pemenuhan gizi harian, rutinitas olah raga, kecukupan istirahat, serta kondisi mental dan sosial.

Sebagai kelanjutan dari program tersebut, NHS bersama Pergemi mempersembahkan GSS Lansia yang terdiri atas panduan dan rekomendasi khusus dalam berolahraga bagi kelompok lansia. Panduan tersebut mencakup teknik-teknik yang aman dan efektif, penyesuaian gerakan sesuai kemampuan individu, serta pemahaman manfaat kesehatan.

“Inisiatif ini adalah langkah nyata yang kami ambil untuk memotivasi kaum lansia dalam memperhatikan kesehatan fisik yang dapat berdampak pada kesejahteraan keluarga dan masyarakat,” terangnya.

Ia berharap bahwa GSS Lansia dapat meningkatkan kualitas hidup kelompok lansia di Indonesia untuk rutin melakukan senam sehat agar merasakan manfaat yang luar biasa guna menjaga kesehatan fisik, meningkatkan keseimbangan, dan mencegah risiko sarkopenia.

Baca juga: PPAPP DKI buka konsultasi psikologi bagi lansia untuk cegah kekerasan

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023