melalui proses anaerobik nantinya limbah POME ini dapat diolah menjadi biogas
Surabaya (ANTARA) - Tiga mahasiswa Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas inovasi teknologi membran hibrida untuk pengolahan biogas pada limbah Palm Oil Mill Effluent (POME).

Tim yang terdiri dari Sarazen Shalahuddin Akbar, Immanuel Nathanael Lumban Gaol, dan Irma Fitriani tersebut menyadari bahwa Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia memiliki potensi untuk memanfaatkan dan mengolah limbah kelapa sawit menjadi energi terbarukan, salah satunya ialah limbah POME.

"Melalui proses anaerobik nantinya limbah POME ini dapat diolah menjadi biogas," ujar Ketua Tim LKTIM CFD 2023 dari ITS Sarazen dalam keterangannya di Surabaya, Senin.

Lebih lanjut, Sarazen menyampaikan bahwa limbah POME mengandung gas-gas seperti metana, karbondioksida, dan sebagainya. Namun, untuk menghasilkan biogas yang berkualitas, komponen utama yang diperlukan ialah gas metana.

Baca juga: Pemanfaatan limbah cair sawit jadi listrik bisa reduksi emisi metana
Baca juga: PLN operasikan pembangkit biogas berbasis limbah cair kelapa sawit


Keberadaan gas karbondioksida pada biogas mempunyai implikasi negatif, yakni menurunkan nilai kalor pembakaran yang seharusnya mencapai 9.100 kalori per meter kubik menurun menjadi 4.800 kalori per meter kubik.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Sarazen beserta timnya menginovasikan teknologi membran hibrida, yakni Mixed Matrix Membrane (MMM) berbasis polimer polisulfon dengan material komposit zif-8.

"Dengan teknologi ini, komponen gas karbondioksida dan metana pada biogas dari limbah POME dapat terpisah hingga mencapai 99,99 persen," ujar mahasiswa angkatan 2019 itu.

Penggunaan teknologi membran hibrida ini merupakan gabungan dari membran organik dan anorganik. Penggabungan ini bertujuan untuk menghasilkan performa yang lebih baik.

Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Biogas pertama di Riau resmi beroperasi
Baca juga: Sah! pemerintah resmi izinkan biogas sebagai bahan bakar lain


Kelebihan yang dimiliki pada teknologi membran hibrida ini di antaranya adalah kinerja pemisahan yang optimal, stabilitas yang baik, kekuatan mekanik yang bagus, harga yang terjangkau, dan mudah diaplikasikan.

Karena inovasi ini menggunakan pendekatan teoritis dan sistematis, Sarazen mengungkapkan, tantangan dalam pembuatan inovasi ini ialah mengkaji beberapa teori dan studi literatur, serta mengumpulkan data yang membutuhkan waktu yang tidak lama.

Terakhir, pemuda asal Malang ini mengharapkan untuk hasil Karya Tulis Ilmiah (KTI) tersebut dapat dilakukan uji laboratorium guna membandingkan dan memvalidasi hasil serta gagasan dalam KTI ini.

Baca juga: Pertamina-IPB bersinergi kembangkan biogas mikroalga di NTB
Baca juga: Keluarga Penerima Manfaat Mataram olah sampah 1,8 ton jadi biogas

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023