Jakarta (ANTARA) - Deputi III Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono mengatakan impor jagung secara terbatas dapat menjadi opsi untuk mengendalikan harga telur ayam yang melonjak dalam beberapa waktu terakhir karena meningkatnya biaya pakan ternak.

“Dibuka kemungkinan impor jagung secara terbatas. Selain jumlahnya terbatas, impor juga hanya digunakan untuk keperluan bahan pakan ternak,” kata Edy saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Namun untuk keputusan final mengenai pemberlakuan impor atau tidak, Edy mengatakan kementerian/lembaga teknis terkait yang akan melakukan pengkajian.

Edy mengakui kenaikan harga telur ayam ras dalam beberapa waktu terakhir menjadi perhatian pemerintah. Tidak hanya telur ayam ras, beberapa bahan pangan juga menunjukkan harga yang tinggi dibanding harga acuan pemerintah (HEP), seperti beras medium, daging ayam, jagung di tingkat peternak, bawang putih dan gula pasir.

Untuk telur ayam, Edy menyebutkan penyebab kenaikan harga karena bahan utama pakan ayam yakni jagung relatif tinggi.

“Harga jagung yang tinggi memang baik bagi petani, tetapi memberatkan para peternak yang merupakan pemakai utama jagung. Harga jagung tinggi membuat biaya produksi telur ayam menjadi tinggi,” kata Edy.

Selain itu, kata Edy, beberapa peternak juga memutuskan untuk mengurangi jumlah ayam, sehingga pasokan telur di pasar berkurang. Kombinasi antara kenaikan biaya yang dipicu oleh tingginya harga jagung dan berkurangnya populasi ayam itu, ujar Edy, yang menyebabkan harga telur di pasar tinggi saat ini.

“Di satu sisi, hal itu baik bagi para peternak, tapi di sisi lain cukup memberatkan konsumen,” ujar Edy.

Menurut situs Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga telur ayam di tingkat pengecer mencapai Rp30.700 per kilogram. Harga telur ayam terus merangkak naik sejak Februari 2023 dari kisaran Rp28 ribu per kilogram. Bahkan jika dibandingkan Mei 2022, harga telur ayam saat itu hanya sebesar Rp26 ribu per kilogram.

Di Indonesia, harga telur ayam ras tertinggi berada di Papua yang sebesar Rp37.050 per kilogram. Menurut peta harga di Panel Harga Bapanas, di sebagian besar propinsi di seluruh Indonesia, harga telur ayam ras mencapai lebih dari 20 persen dibanding Harga Eceran Tertinggi/Harga Acuan Pemerintah.

Baca juga: Badan Pangan Nasional waspadai kenaikan harga beras, cabai, telur
Baca juga: BPS catat harga telur dan ayam ras picu penurunan IHPB nasional


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023