Jakarta (ANTARA) - Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang memaparkan potensi penguatan kerja sama ekonomi antara Provinsi Sichuan dan Indonesia.

Dia mengatakan bahwa Sichuan memiliki posisi strategis sebagai poros Jalur Sutera dan merupakan provinsi terbuka di China bagian barat.

Sementara Indonesia sebagai pemrakarsa jalur maritim di abad ke-21, kata dia, juga merupakan ekonomi terkuat dan terbesar di Asia Tenggara.

“Kerja sama antara kedua pihak akan merangsang pasar China dan Indonesia, yang secara efektif juga akan mempengaruhi pasar global,” tutur Lu Kang dalam Konferensi Ekonomi dan Perdagangan China (Sichuan)-Indonesia di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan bahwa Sichuan memiliki keunggulan di sektor-sektor yang sedang giat dikembangkan oleh Indonesia, yaitu pertanian, pertambangan, dan pariwisata.

Akselerasi proses industrialisasi di Indonesia dilakukan dengan secara aktif membuka smelter logam, industri otomotif, digital informatika, biofarmasi, dan energi terbarukan.

“Sichuan memiliki keunggulan di bidang-bidang itu sehingga kedua negara bisa mendiskusikan kebijakan dan memperluas kerja sama di bidang-bidang tersebut,” tutur Lu Kang.

Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Provinsi Sichuan Wang Xiaohui menjelaskan bahwa daerah yang menjadi tempat asal panda raksasa itu sedang berkembang pesat, dengan kapasitas ekonomi seluruh provinsi mencapai 5,67 triliun yuan (hampir Rp12.000 triliun) dan menduduki posisi keenam di China.

Selain industri teknologi informasi elektronik, industri makanan, dan tekstil yang termasuk kelompok industri yang bernilai triliunan, Sichuan juga mempunyai industri manufaktur peralatan dan mesin, industri energi dan kimia, serta industri obat-obatan dan kesehatan.

Provinsi tersebut juga memproduksi cip komputer jinjing dan komputer tablet Apple.

“Kami berharap bisa mengembangkan kerja sama di bidang infrastruktur, pertanian, energi terbarukan, hub investasi perdagangan, pariwisata, budaya, dan sister city,” kata Wang Xiaohui.

“… tren pertumbuhan ekonomi dunia tidak akan menjadi halangan, kita bersama bergandeng tangan memupuk kerja sama yang saling menguntungkan,” ujar dia, menambahkan.

Berdasarkan data Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi RI, akumulasi investasi China ke Indonesia sepanjang periode 2014-2022 mencapai 30,80 miliar dolar AS (sekitar Rp460,8 triliun) dengan 15.906 proyek.

Sepanjang periode 2014-2021, China berada di peringkat ketiga pada daftar negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia. Namun pada 2022, Negeri Tirai Bambu berada di peringkat kedua dengan total realisasi investasi 8,2 miliar dolar AS (sekitar Rp122,7 triliun).

China juga merupakan mitra dagang nomor satu bagi Indonesia. Pada 2022, total ekspor Indonesia ke China mencapai 50,8 miliar dolar AS (sekitar Rp760,1 triliun).

Baca juga: Provinsi Sichuan ingin jalin kerja sama ekonomi dengan Indonesia
Baca juga: Luhut sebut investor China tak sungkan berbagi teknologi


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023