Jakarta (ANTARA) - Di saat jumlah kasus COVID-19 dan respiratory syncytial virus (RSV) mengalami penurunan di seluruh wilayah Amerika Serikat (AS), kasus infeksi virus pernapasan lainnya, yang disebut human metapneumovirus (HMPV), justru meningkat selama musim semi.

Persentase tes positif HMPV melonjak menjadi 17,5 persen untuk tes antigen dan 9,6 persen untuk tes PCR per akhir Maret 2023, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS.

Dalam periode empat tahun sebelum pandemi merebak, persentase tes positif mingguan HMPV tidak pernah tercatat di angka yang melebihi 7,7 persen, menurut laporan ABC, mengutip data CDC.

Ditemukan pada 2001, HMPV masuk dalam keluarga Pneumoviridae bersama RSV. Penggunaan yang lebih luas dari pengujian diagnostik molekuler telah meningkatkan identifikasi dan kesadaran perihal HMPV sebagai penyebab penting infeksi saluran pernapasan atas dan bawah, menurut CDC.

HMPV dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan atas dan bawah pada orang-orang dari segala usia, terutama di kalangan anak usia dini, warga lanjut usia, serta orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Data pemantauan dari Sistem Pengawasan Virus Pernapasan dan Intrinsik Nasional (National Respiratory and Enteric Virus Surveillance System) CDC menunjukkan bahwa periode paling aktif HMPV adalah akhir musim dingin dan musim semi di daerah beriklim sedang.

Sejumlah gejala yang kerap dikaitkan dengan HMPV meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas, menurut informasi di situs web CDC.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023