Tim Penggerak PKK telah melakukan pertemuan dengan 15 kepala Puskesmas yang tersebar di sembilan distrik atau kecamatan di Manokwari.
Manokwari (ANTARA) - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Manokwari, Papua Barat menargetkan 145 anak yang tersebar di wilayah itu sembuh dari masalah gagal tumbuh atau stunting.

Ketua Tim Penggerak PKK Manokwari Febelina Indou di Manokwari, Kamis mengatakan program yang dilakukan dalam percepatan penurunan stunting adalah menugaskan ahli gizi ke seluruh Puskesmas untuk mengontrol langsung menu makanan bagi anak-anak stunting.
 
"Ahli gizi nanti menyusun daftar menu makanan sekaligus jadi pengawas," kata Febelina.
 
Beberapa waktu lalu, kata dia, Tim Penggerak PKK telah melakukan pertemuan dengan 15 kepala Puskesmas yang tersebar di sembilan distrik atau kecamatan di Manokwari.
 
Dari 15 Puskesmas, terdapat dua Puskesmas yang belum punya ahli gizi yaitu Puskesmas Pantai Utara, dan Puskesmas Tanah Rubuh.
 
Pihaknya telah mengusulkan ke Dinas Kesehatan Manokwari agar secepatnya mendatangkan ahli gizi ke dua Puskesmas tersebut.
 
Sembari menunggu ahli gizi, kata dia, Tim Penggerak PKK dan Bidan rutin melakukan penimbangan ulang berat badan anak stunting di wilayah dua Puskesmas tersebut.
 
"Ada sepuluh anak stunting di Pantura, dan sembilan di Tanah Rubuh. Kami sudah koordinasikan dengan Bidan," ucap Febelina.
 
Ia menjelaskan 145 anak stunting merupakan hasil validasi ulang data prevalensi stunting Kabupaten Manokwari, sehingga pelaksanaan program intervensi merujuk pada nama dan alamat (by name by address).
 
Validasi bermaksud mengetahui secara akurat jumlah anak pengidap wasting atau kurang gizi dan gizi buruk yang mengakibatkan terjadinya stunting.
 
"Data prevalensi stunting Manokwari banyak karena data wasting juga masuk jadi satu," terang Febelina.

Menurut dia ketepatan intervensi program yang didukung dengan keakuratan data, telah terbukti dari keberhasilan penanganan 30 anak stunting di Puskesmas Sowi.
 
Dalam dua bulan pelaksanaan program, 20 anak dinyatakan pulih dari stunting, dan bulan ketiga ada sembilan anak yang sembuh.

"Sekarang tinggal satu anak yang masih dalam penanganan untuk segera sembuh," jelas Febelina.
 
Ia optimis 145 anak stunting akan sembuh dalam tempo tiga bulan, apabila asupan gizi dan menu makanan diperhatikan secara intens berdasarkan data (nama dan alamat).
 
Pola penanganan secara langsung dinilai lebih efisien dibanding penyerahan bantuan makanan bergizi bagi keluarga berpotensi stunting.
 
Tak hanya itu, kata dia, menu makanan yang diantarkan petugas medis ke alamat rumah anak stunting akan didokumentasikan sebagai bukti dan bahan evaluasi setiap bulan.
 
Evaluasi bermaksud untuk mengetahui perkembangan kondisi tubuh anak pengidap stunting maupun wasting.
 
"Pilot project di Puskesmas Sowi sudah berhasil, maka kami optimis," tutur dia.
 
Ia menjelaskan ada empat orang dalam satu Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Manokwari yang tersebar di 15 Puskesmas.
 
Tim itu terdiri dari dua kader PKK, satu kepala Puskesmas, dan satu ahli gizi.
 
"Hari Jumat (2/6) kami serahkan dana untuk pilot project ke masing-masing Puskesmas," kata Febelina Indou.
 
Bupati Manokwari Hermus Indou mengapresiasi partisipasi dan peran aktif Tim Penggerak PKK dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting.
 
Hermus juga mengajak TNI/Polri, organisasi masyarakat, dan organisasi keagamaan turut membantu pemerintah daerah mengatasi masalah stunting.
 

Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023