Baghdad (ANTARA News) - Militer AS menyatakan, tujuh gerilyawan yang memiliki hubungan dengan pemimpin-pemimpin Al-Qaeda di Irak tewas dalam serangan udara Senin di dekat kota bergolak Baquba, Irak. Serangan itu juga menewaskan dua anak. "Pasukan koalisi membunuh tujuh teroris, mencederai tiga lain dan menahan dua teroris selama serangan di lingkungan Baquba pada 12 Juni," kata militer dalam sebuah pernyataannya yang dikutip AFP. "Teroris-teroris yang dijadikan sasaran terkait dengan operasi-operasi koalisi sebelumnya dan memiliki hubungan dengan pemimpin-pemimpin senior Al-Qaeda di Irak. Intelijen juga mengindikasikan sel teroris khusus ini terlibat dalam kegiatan memfasilitasi pejuang asing di daerah itu," katanya. Militer mengatakan, pasukan koalisi diserang tembakan senapan mesin musuh dari sebuah atap bangunan ketika tiba di tempat sasaran. "Dua individu lain dengan senapan AK-47 terlihat melarikan diri dari daerah tersebut sebelum serangan itu. Pesawat koalisi yang mendukung pasukan darat segera membalas tembakan musuh, menewaskan tujuh orang," kata militer dalam pernyataan tersebut. Menurut pernyataan itu, terdapat banyak wanita dan anak di lokasi kejadian. "Setelah serangan itu, pasukan koalisi menemukan dua anak tewas. Satu anak cedera dan dibawa untuk dirawat," katanya. Militer menambahkan, pasukan menyita satu peluncur granat roket, lima roket, sembilan senapan serangan AK-47 dan 20 tempat peluru. Rabu, pemimpin Al-Qaeda di Irak Abu Musab al-Zarqawi tewas di dekat Baquba dalam serangan udara. Sejumlah saksi mata mengatakan, serangan Senin itu menewaskan sembilan orang. Mohammed Abbas, seorang kerabat korban, mengatakan, gempuran itu dipicu oleh kesalahan yang dilakukan penjaga setempat di desa Hasmiyat, sebelah barat Baquba, dimana serangan udara itu dilakukan. "Kami sedang tidur di atap rumah pada tengah malam ketika salah seorang penjaga setempat melepaskan tembakan ke udara ketika ia melihat inidividu yang dikiranya pemberontak... malangnya mereka ternyata pasukan AS yang sedang berpatroli dengan berjalan kaki," kata saksi itu. "Pasukan AS membalas dengan gencar dan menghancurkan sejumlah rumah pertama-tama, dan kemudian terpusat di satu rumah. Kami kemudian menemukan sembilan orang di rumah itu, yang mencakup tujuh anak dan pemuda, tewas, sementara empat orang lain hilang," tambahnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006