Harga GKP pada Mei 2023 itu juga meningkat 19,40 persen bila dibandingkan dengan Mei 2022.
Medan (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa harga gabah kering panen serta giling di Sumatera Utara (Sumut) mengalami kenaikan pada Mei 2023, dibandingkan bulan sebelumnya, baik di tingkat petani maupun penggilingan.

"Untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani, harganya rata-rata Rp5.327 per kilogram atau naik 5,57 persen 'month to month'," ukata Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam pernyataan resmi yang diikuti secara daring di Medan, Senin.

Nurul melanjutkan, harga GKP pada Mei 2023 itu juga meningkat 19,40 persen bila dibandingkan dengan Mei 2022.

Kemudian untuk harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani, harganya rata-rata Rp6.206 per kilogram di tingkat petani atau naik 4,82 persen secara bulanan dan 20,77 persen "year on year".

BPS Sumut menemukan bahwa harga gabah tertinggi di tingkat petani ada di Kabupaten Serdang Bedagai, yaitu Rp7.000 per kilogram yang merupakan gabah kualitas GKG varietas Ciherang.

Sementara harga gabah terendah di level petani ada di Kabupaten Mandailing Natal, yakni GKP varietas Mekongga yaitu Rp4.800 per kilogram.

Adapun di tingkat penggilingan, harga GKP pada Mei 2023 rata-rata Rp5.419 per kilogram, naik 4,72 persen dibandingkan April 2023 dan meningkat 18,38 persen tahun ke tahun.

Lalu, harga GKG di penggilingan juga melambung menjadi Rp6.309, lebih tinggi 4,26 persen dari April 2023 dan 20,09 persen dibandingkan Mei 2022.

Untuk harga gabah di penggilingan, BPS Sumut mencatat harga gabah tertinggi pada Mei 2023 adalah Rp7.100 per kilogram yang berlokasi di Kabupaten Serdang Bedagai. Gabah itu berkualitas GKG varietas Ciherang.

Masih di tingkat penggilingan, harga gabah tingkat terendah Rp4.850 per kilogram, yaitu gabah berkualitas GKP varietas Mekongga di Kabupaten Mandailing Natal.

Mengenai harga gabah tersebut, BPS Sumut melakukan survei di 13 kabupaten terpilih dengan 93 observasi.

Observasi terbanyak ada di Kabupaten Simalungun yaitu 19 observasi (20,43 persen), lalu Kabupaten Mandailing Natal, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Batu Bara masing-masing 10 observasi (10,75 persen), kemudian Kabupaten Toba sebanyak delapan observasi (8,60 persen), Kabupaten Labuhanbatu, Langkat, dan Labuhanbatu Utara masing-masing lima observasi (5,38 persen), Kabupaten Asahan dan Padang Lawas Utara masing-masing sebanyak empat observasi (4,30 persen), dan Kabupaten Tapanuli Utara sebanyak tiga observasi (3,23 persen).
Baca juga: BPS: Harga gabah kering Sumut turun pada Maret 2023

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023