Kami dari Bulog tetap mengambil langkah penyaluran beras SPHP.
Medan (ANTARA) - Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara (Sumut) mengantisipasi kenaikan harga gabah kering panen (GKP) dengan memperkuat distribusi beras untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

"Kami dari Bulog tetap mengambil langkah penyaluran beras SPHP," kata Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut Arif Mandu, di Medan, Senin.

Menurut Arif, kenaikan harga GKP adalah salah satu alasan di balik tingginya harga beras di Sumut. Berdasarkan data Badan Pangan Nasional, Senin (4/9), harga rata-rata beras medium di Sumut adalah Rp12.830 per kilogram, di atas harga eceran tertinggi pemerintah yakni Rp11.500 per kilogram.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat, pada Agustus 2023, harga GKP di Sumut baik di tingkat petani maupun penggilingan naik dibandingkan bulan sebelumnya dan sudah melebihi Rp6 ribu per kilogram.

Harga rata-rata GKP di tingkat petani Rp6.007 per kilogram, naik 5,09 persen dari bulan sebelumnya. Sementara GKP di tingkat petani Rp6.162 per kilogram atau lebih tinggi 5,20 persen dari Juli 2023.

"Kalau GKP hampir Rp6.500 per kilogram harga berasnya sudah sekitar Rp13 ribuan," kata Arif Mandu.

Jika begitu, dia melanjutkan, Bulog Sumut sulit menyerap beras dari petani lantaran harga pembelian pemerintah (HPP) ditetapkan Rp9.950 per kilogram.

Harga yang tinggi membuat Bulog Sumut membeli beras petani dengan skema komersial.

"Harga GKP atau beras yang tinggi bagus untuk petani. Namun, di sisi lain, kami kesulitan menyerapnya untuk memperkuat cadangan beras pemerintah," ujar Arif.

Sepanjang 2023, Perum Bulog Sumut menargetkan mampu menyerap 27 ribu ton beras dari petani.

Tetapi, sampai awal Agustus 202, penyerapan beras tersebut baru tiga ribuan ton. Dari jumlah itu, Arif menyebut hanya ada 350 ton yang dibeli untuk kewajiban pelayanan publik (PSO) dengan harga sesuai HPP.

Adapun demi mengendalikan harga beras, Bulog Sumut memaksimalkan peran seluruh atau delapan kantor cabang/kantor cabang pembantu di semua kabupaten-kota dengan pemerintah daerah sebagai mitra untuk mendistribusikan beras SPHP. Di Medan, misalnya, penyaluran beras SPHP bekerja sama dengan PUD Pasar.

Bukan hanya ke pasar tradisional, Bulog Sumut juga menyebarkan beras SPHP ke toko-toko sembako, Rumah Pangan Kita (RPK), usaha ritel modern, dan melalui penjualan daring.

Selain itu, khusus di Medan, beras SPHP juga langsung dijual ke masyarakat melalui "mobil pasar murah" yang berkeliling secara bergantian ke 21 kecamatan yang ada di wilayah ini.

Sampai Sabtu (2/9), Perum Bulog Sumut menyalurkan 52.989 ton beras SPHP dari target 60.473 ton (87,62 persen dari target).

Kemudian, pembagian bantuan sosial beras dari pemerintah juga diharapkan bisa menekan harga. Bantuan itu dimulai pada pertengahan September 2023 dan berlangsung selama tiga bulan.

Perum Bulog Sumut akan membagikan 27.780 ton beras SPHP kepada keluarga penerima manfaat (KPM), dengan setiap KPM akan mendapatkan 10 kilogram beras per bulan.

Beras bantuan itu diharapkan dapat mengurangi permintaan akan beras di pasar, sehingga harganya semakin turun.
Baca juga: Bulog Sumut: Distribusi beras SPHP tak terganggu kenaikan HET
Baca juga: Bulog Sumut siap salurkan bansos beras mulai tengah September 2023

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023